Tradisi selapanan masih sering dijumpai di Malang Raya. Tradisi ini dilakukan dalam rangkaian menyambut bayi yang baru lahir.
Untuk menghitung kapan digelarnya upacara selapanan ini ada caranya tersendiri. Umumnya, tradisi ini digelar 35 hari selepas si jabang bayi terlahir ke muka bumi.
Misalnya saja, dia lahir pada 1 Agustus, kapan selapanan untuk si bayi? Kamu tinggal menambahkan 35 hari setelah 1 Agustus, yakni jatuh pada 4 September.
Apa Saja yang Dilakukan dalam Tradisi Selapanan?
Tradisi selapanan ini dilangsungkan dengan rangkaian acara bancakan weton atau kenduri. Rangkaian acara itu digelar dalam satu hari yang sama.
Biasanya, dalam momen selapanan ini, rambut si bayi dicukur. Ada yang mencukurnya sampai gundul, ada pula yang cuma mencukur sebagian ujung rambutnya saja.
Selain rambut, ada pula pemotongan kuku si bayi. Mulai dari kuku tangan hingga kuku kaki dipotong untuk pertama kalinya.
Tujuan dari pemotongan kuku dan rambut hingga gundul maupun sebagian itu adalah demi menjaga kesehatan si bayi. Pemotongan itu dimaksudkan agar kulit kepala dan jari bayi tetap bersih.
Sementara, bancakan selapanan bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran si jabang bayi. Momen itu sekaligus menjadi ajang berdoa bersama agar ke depannya si bayi selalu diberi kesehatan, cepat besar, dan doa-doa kebaikan lainnya.
Selain selapanan, ada pula tradisi lainnya yang digelar ketika ada bayi baru lahir. BACA: Inilah tradisi aqiqah yang digelar dalam rangkaian menyambut kelahiran si jabang bayi.