Jangan pikir di Malang tak ada tradisi beli baju baru jelang Lebaran. Entah siapa yang memulai dan sejak kapan, di Indonesia ada tradisi semacam ini, tak terkecuali dilakukan oleh warga Malang beberapa hari sebelum Hari Raya Idul Fitri tiba.
Tradisi ini biasa dilakukan di bulan Ramadan, terutama saat hari-hari terakhir mendekati waktu Lebaran. Tak sedikit warga Malang yang sudah sibuk mengumpulkan pakaian baru sejak pertengahan bulan puasa. Kebanyakan mereka berlomba-lomba memilih pakaian anyar lebih awal agar tak kehabisan stok.
Tradisi ini seolah telah mengakar di pikiran masyarakat Indonesia ini membuat beberapa pasar, mall dan pusat perbelanjaan penuh sesak oleh pengunjung. Bahkan, keramaian itu bisa dijadikan patokan Lebaran yang dinantikan akan segera tiba.
Alasan Orang Melakukan Tradisi Beli Pakaian Baru Jelang Lebaran
Alasan kebanyakan orang melakukan tradisi ini demi menyambut hari yang fitri dengan pakaian yang serba baru. Bisa jadi pula, pakaian baru yang mereka kenakan dijadikan simbol rasa syukur dan penghargaan pada hari lebaran.
Bahkan, tak sedikit pula mereka yang berbelanja pakaian baru hanya demi memenuhi rasa gengsi dan memperkuat status sosial di mata masyarakat. Tradisi beli baju Lebaran ini seolah ‘memaksa’ warga untuk merapat ke toko-toko pakaian demi ‘membuang’ uang mereka.
Apalagi jika di tempat-tempat itu terpampang papan bertuliskan diskon besar-besaran. Mulai yang ‘hanya’ diskon 25 persen, 50 persen, 70 persen, hingga yang dobel diskon 50 persen ditambah 70 persen, semua menggiurkan.
Demi sekadar menggugurkan tradisi ini, tak jarang orang-orang merelakan gajinya berpindah tangan ke mbak-mbak penjaga kasir. Kadang, kondisi ini membuat mereka tak berpikir panjang mengenai kehidupan setelah Lebaran, sehingga uang THR (Tunjangan Hari Raya) berlalu begitu saja.
Bukan Cuma Tradisi Orang Kaya
Ternyata tradisi beli pakaian baru jelang lebaran ini bukan cuma jadi milik orang kaya saja. Warga dari kalangan menengah ke bawah pun tak mau ketinggalan.
Segala cara pun kadang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mulai dari hutang sana-sini, jual atau gadai barang berharga di rumah, beli barang dengan cara kredit, dan lain-lain.
Unsur keterpaksaan pun akan turut berperan demi tradisi ini. Maka, tak heran menjelang Lebaran, angka kriminalitas cenderung meningkat sebagai salah satu efek negatifnya. Alasannya sepele, pelaku tak hanya ingin mencari sesuap nasi, melainkan juga baju dan celana baru untuk dipakai keluarganya di hari yang fitri. Apa pun alasannya, tindakan seperti itu tak bisa dibiarkan dan dibenarkan.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.