Tradisi patrol bangunkan orang sahur di bulan Ramadhan masih cukup sering dilakukan anak-anak muda di pedesaan. Namun, tradisi membunyikan alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Timur itu sudah nyaris punah di Malang.
Di Malang, mungkin tradisi ini masih ada di pelosok-pelosok desa, tepatnya di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Batu. Sementara, untuk wilayah Kota Malang, bisa jadi patrol sudah nyaris punah.
Salah satu indikasi punahnya tradisi ini adalah semakin jarangnya terdengar suara tetabuhan dari musik khas ini jelang waktu sahur. Entah karena regenerasi yang kurang, minat anak-anak terhadap tradisi itu yang menurun, atau alasan yang lain.
Warga kini lebih sering menggantungkan kapan mereka bangun untuk sahur pada pengumuman yang menggema dari speaker masjid atau mushola di kampungnya. Bahkan, tak jarang mereka cuma mengandalkan alarm dari handphone untuk bangun makan sahur.
Mengenal Tradisi Patrol Bangunkan Orang Sahur
Umumnya, para peserta patrol yang didominasi anak-anak sudah bersiap di satu titik sejak pukul 00.00 lebih. Mereka menyiapkan alat musik yang biasanya bersifat ritmis, seperti kentongan dari bambu, galon air minum, gendang buatan dari kaleng, jerigen, dan lain-lain.
Tak beberapa lama kemudian, tim patrol pun berkeliling kampung dengan membunyikan alat musik yang beragam tersebut. Seraya membunyikan alat-alat musik itu dengan bersahut-sahutan, mereka pun berteriak, “Sahur, sahuurrr,” dengan nada yang seragam.
Mereka berkeliling kampung sambil memainkan alat musik sambil teriak-teriak ini tentu bertujuan untuk membangunkan warga yang hendak makan sahur sebelum berpuasa. Hadirnya pasukan patrol ini menguntungkan bagi warga yang tidurnya kadang terlalu pulas sehingga telat makan sahur.
Keseruan Tradisi Patrol, Bisa Untung Bisa Juga Apes
Ketika sampai pada rumah seseorang yang dianggap spesial atau bagaimana, biasanya langsung dipanggil namanya. Mereka meneriakkan nama orang tersebut sampai orang yang dimaksud benar-benar keluar atau menyahut dari dalam rumah sebagai tanda sudah bangun. Biasanya yang diperlakukan seperti ini adalah rumah kembang desa atau perempuan yang paling cantik di kampung itu.
Jika beruntung, biasanya pasukan patrol ini akan mendapat nasi atau sekadar kue dari warga sebagai ucapan terimakasih karena sudah membangunkan mereka. Namun kalau pas apes, bisa jadi ada saja warga yang tak terima kemudian menyiramkan seember air ke arah mereka yang patrol. Mungkin karena kehadiran mereka dianggap berisik.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.