Kota Malang tidak hanya memiliki berbagai situs peninggalan pada masa kolonial Belanda. Namun juga situs peninggalan kerajaan yang selama ini belum banyak terkenal publik. Salah satunya adalah Situs Watu Gong. Situs bersejarah yang terletak pada kawasan Dinoyo, Kota Malang. Kini tersembunyi antara bangunan resto cepat saji McDonald’s. Cukup sulit mengenali situs ini karena tertutup pagar tembok yang melingkar.
Keberadaan dari situs purbakala yang mulai bangun pada era Megalitikum ini terkuak setelah sejarawan dan arkeolog dari Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono yang secara rahasia mencari lokasi situs yang pernah sebutkan dalam buku sejarah kuno. Tanpa sengaja, ia melihat bangunan seperti cungkup pada area parkir belakang McDonald’s. Ternyata itulah situs bersejarah yang selama ini ia cari.
Situs purbakala Watu Gong ini lokasinya kini masuk lahan milik McDonald’s.
Tepatnya area parkir belakang pojok kanan, tepat samping musholla milik resto cepat saji tersebut. Situs ini kelilingi oleh tembok yang berukuran sekitar 5×5 meter. Pagar tersebut digembok dan kuncinya dipegang oleh pihak McDonald’s. Bangunan itu terdapat belasan batu-batu yang berbentuk menyerupai gong, salah satu alat musik tradisional gamelan, yang bercampur dengan batu-batu biasa sekitar lokasi. Selain itu terdapat 3 batu besar berbentuk kubus dengan lubang bagian tengahnya.
Salah satu warga asli Ketawanggede mengatakan bahwa situs purbakala ini merupakan peninggalan kerajaan Kanjuruhan. Sebelum ini batu-batu purbakala ini terbagi menjadi dua bangunan yang bersebelahan, namun salah satunya terbongkar dan sudah menjadi Musholla. Selain batu-batu berbentuk gong, dulu ada sebuah patung kecil yang sekarang kabarnya telah berpindah dan tersimpan pada Gedung Kelurahan Ketawanggede selama puluhan tahun. Dulunya juga terdapat batu berbentuk lesung dengan ukuran besar memanjang. Namun karena kurangnya kesadaran masyarakat sekitar, batu lesung dan beberapa batu berbentuk gong itu hancurkan dan pergunakan sebagai bahan pembangunan rumah warga.
Hanya saja, belum ada informasi mengenai keterkaitan antara situs purbakala ini dengan situs yang ada daerah Tlogomas. Konon katanya setiap malam Jumat kerap terdengar suara gamelan bertalu-talu. Kabarnya cuma warga luar Tlogomas saja yang mendengar bunyi-bunyian itu. Mereka mendengar suara tetabuhan seperti yang mengiringi tayub atau tandak. Menurut mitos salah satu batu dalam situs Watu Gong itu merupakan jelmaan dari seorang bernama Kandil yang dikutuk.
Bagaimana menarik bukan? Mari coba baca artikel menarik lainnya: Buk Gluduk, Jembatan Bersejarah Ikon Kota Malang