Tak semua warga mengetahui secara pasti sejarah Balai Kota Malang sebagai pusat pemerintahan di kota ini. Gedung itu dibangun dengan semboyan Voor de burgers van Malang (untuk warga Malang) pada tahun 1927.
Balai Kota Malang terletak di sebelah selatan Alun-alun Tugu, yang dulunya bernama Jan Pieterszoon Coenplein (Lapangan J.P. Coen). Lokasi ini dipilih karena dianggap sangat strategis di tengah jalur yang menghubungkan antara Stasiun Malang Kotabaru di sebelah timur sebagai salah satu pusat ekonomi dengan Jalan Besar Ijen di ujung barat sebagai tempat tinggal elite pada masa Kolonial Belanda, serta HBS (Hoogere Burger School) sebagai pusat pendidikan di Malang saat itu.
Sebelum tahun 1914, Malang masih menjadi daerah bagian dari Keresidenan Pasuruan. Kekuasaan tertingginya dipegang oleh Asisten Residen yang kantornya berlokasi di selatan Alun-alun Malang, atau yang sekarang menjadi Kantor Pos Malang. Setelah resmi menjadi Gemeente (kota madya) pada 1 April 1914, Malang berhak memiliki kepala daerah, yakni Burgemeester (walikota).
Jabatan wali kota tersebut kala itu masih dirangkap oleh Asisten Residen selama empat tahun, hingga tahun 1918. Malang baru memiliki Walikota sendiri secara resmi baru pada tahun 1919. Sebagai Walikota Malang yang pertama adalah H.I. Bussemaker.
Sejarah Balai Kota Malang, Diusulkan Walikota Pertama dan Diresmikan Walikota Kedua
Bangunan Balai Kota Malang ini tak lepas dari usulan H.I. Bussemaker sang Walikota Malang pertama. Namun, yang meresmikannya adalah Walikota Malang kedua, Ir. E.A Voorneman.
Gedung Balai Kota Malang diusulkan H.I. Bussemaker sebagai pusat pemerintahan baru, karena kantor pemerintahan lama yang terletak di sebuah rumah kontrakan di daerah Alun-alun Malang dianggap sudah tidak layak.
Waktu itu, pertumbuhan penduduk di Kota Malang semakin meningkat. Hal itu yang menyebabkan layanan administrasi di gedung pemerintahan turut meningkat. Kapasitas rumah kontrakan sebagai gedung pemerintahan dianggap sudah tak mampu menampungnya.
Desain Balai Kota Malang Berasal dari Pemenang Sayembara
H.I Bussemaker menggelar sayembara disain Balai Kota Malang setelah menunjuk Ir. W. Lemei, Ph.N. Te Winkel dan Ir. A. Grunberg sebagai juri. Sayangnya, dari 22 peserta sayembara itu tidak ada satu pun yang memenuhi syarat yang ditetapkan.
Sebagai solusi, pada tanggal 14 Februari 1927 Dewan Kota (DPRD) memutuskan agar disain peserta sayembara yang paling bagus sedikit diubah dan disempurnakan. Pembangunannya pun segera dilaksanakan dengan anggaran F 287.000. Peserta sayembara yang beruntung rancangannya dipakai itu adalah H. F Horn dari Semarang yang saat itu mengusung motto Voor de Burgers van Malang (untuk warga Malang).
Setelah melalui proses pembangunan selama rentang waktu tahun 1927 hingga tahun 1929, Balai Kota Malang akhirnya jadi. Gedung pemerintahan ini mulai ditempati pada September 1929 oleh Wali Kota Malang kedua, Ir. E.A Voorneman. Khusus untuk ruangan Wali Kota Malang dirancang sendiri oleh C.Citroen dari Surabaya.
Pada 12 Desember 2018, bangunan Balai Kota Malang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Walikota Malang, Sutiaji. Keputusan itu tertuang dalam Surat Ketetapan Walikota Malang nomor SK 185.45/341/35/73.112/2018.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.