Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang merupakan salah satu pondok pesantren modern yang ada di Malang. Uniknya, pondok pesantren ini hanya dihuni oleh para mahasiswa yang ingin belajar dan memperdalam ilmu Agama Islam.
KH. A. Hasyim Muzadi (alm) mendirikan Pesantren Mahasiswa Al Hikam pada 21 Maret 1992 (17 Ramadan 1413). Sebagai pelopor pesantren khusus mahasiswa, lembaga pendidikan Islam ini bertujuan memadukan sistem pendidikan dalam sebuah perguruan tinggi yang menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sistem pendidikan ala pesantren yang dijadikan sebagai tempat menempa kepribadian dan moral santri. Mengusung model pendidikan ini, pondok pesantren tersebut menginginkan terwujudnya kesatupaduan antara ilmu pengetahuan dan agama secara utuh, tanpa dikotomi keilmuan. Harapannya, keyakinan beragama memiliki pijakan ilmiah-rasional dan ilmu pengetahuan yang senantiasa dinaungi oleh nilai-nilai keagamaan.
Pesantren ini didirikan mendiang KH. A. Hasyim Muzadi di Jalan Cengger Ayam No. 5, Kelurahan Tulusrejo, Lowokwaru, Kota Malang. Sebagai seorang ulama, pria yang sempat menjabat sebagai Ketua PBNU ini merasa memiliki tanggung jawab berkhidmat pada umat seperti yang dipesankan oleh para gurunya termasuk Kiai Anwar, pendiri pondok Pesantrean An Nur Bululawang, Malang. Sebagai langkah awal, ia merintis pengajian rutin setiap Jumat yang dilakukan secara bergantian dari rumah ke rumah. Bersama dengan masyarakat Jantisari kemudian ia membangun sebuah surau kecil di atas tanah wakaf keluarga M. Cholil Alwi pada tahun 1984, yang kelak di kemudian hari menjadi pusat pembinaan keagamaan Pesantren Mahasiswa Al Hikam.
Kegiatan keagamaan yang dirintis dan dibina Hasyim Muzadi di mushola kecil yang diberi nama At Taubah itu berjalan lancar. Respon positif tak hanya datang dari warga masyarakat Jantisari dan sekitarnya. Pamong desa Tulusrejo, H. Nachrowi pun turut mewakafkan tanahnya seluas 800 meter persegi untuk pembangunan masjid pada tahun 1986. Masjid yang selesai dibangun pada tahun 1989 itu akhirnya diberi nama Al-Ghazali.
Kegiatan pengajian rutin yang digelar setiap malam Ahad dan malam Kamis terus berlanjut. Bahkan, jamaah yang hadir semakin banyak, termasuk dari warga Jantisari, Bantaran, Bukirsari, Kendalsari dan Karang Tengah. Khusus malam Kamis, digelar istigosah yang hingga kini masih rutin digelar. Kian hari, kepercayaan masyarakat padanya semakin besar, sehingga cita-cita mendirikan pesantren bisa terwujud dengan dukungan besar dari masyarakat.
Pertama-tama, dibentuklah Yayasan Al Hikam pada 3 Juli 1989 yang kelak akan menjadi sentral semua program yang akan dikembangkan. Yayasan ini pada awalnya bergerak dalam tiga bidang garapan, yakni Majlis Ta’lim dan Dakwah, Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Pesantren Mahasiswa Al Hikam sebagai garapan utama.
Awalnya, Al-Hikam hanya menerima santri dari kalangan mahasiswa perguruan tinggi non-agama di Malang. Sejak tahun 2003, Al Hikam juga menampung santri lulusan pesantren salaf tradisional dari mana saja yang ingin belajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hikam atau Ma’had Aly Al-Hikam. Perbedaan latar belakang santri ini yang kemudian memunculkan istilah santri ‘pesma’ untuk sebutan santri yang tinggal di pondok tapi kuliahnya di luar dan santri ‘ma’had aly’ untuk sebutan santri yang tinggal dan kuliah di Al Hikam.
Meski sang pendiri telah meninggal pada 16 Maret 2017 lalu, aktivitas pendidikan di Pesantren Mahasiswa Al Hikam ini tetap berjalan. Mereka terus mencetak santri-santri dengan mengusung mimpi mewujudkan komunikasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan dalam ‘learning society’ yang tercipta di tengah-tengah pesantren.