Pernah mendengar band bernama Chrome? Ya, grup band asal Malang yang mencoba mengikuti jejak Flanella untuk merangkak ke level nasional ini sempat berkibar, lalu tenggelam lagi.
Band yang secara resmi berdiri pada 9 Maret 2000 ini beranggotakan empat orang personil. Mereka adalah Emink (vokal), Deny (gitar), Triaz (drum), dan Jerry (bass), yang sama-sama asli Arema (Arek Malang).
Mereka merintis karir bermusik dari panggung festival satu ke panggung yang lain mengusung genre pop-alternative dengan imbuhan techno dan synthesizer. Chrome sempat menjadi runner-up pada sebuah ajang komposisi lagu dengan tema yang akan dipakai oleh produk salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di tanah air. Dari situlah karir mereka di blantika musik Indonesia mulai terlihat cerah, hingga pada akhirnya suatu hari Sony BMG Indonesia menyodori kontrak. Chrome pun bersiap merilis album pertama.
Album pertama mereka akhirnya dirilis pada Juli 2006 dengan nama “Menjadi Kenyataan”. Album tersebut berisikan 10 buah track yang didominasi oleh cerita cinta. Judul album itu sendiri diilhami oleh kisah mereka dari band indie Malang yang sukses mewujudkan mimpi membuat album di jalur mayor label menjadi kenyataan. Kesempatan itu mereka nilai sebagai sebuah pencapaian yang luar biasa.
Musik beraliran pop yang dibawakan grup band ini tak cengeng, meski mengumbar lirik cinta. Chrome membawakan lagu-lagu mereka dengan kesan lebih manly. Beat-beat alternative pop mempengaruhi alunan suara sang vokalis yang membuat tiap lagu sangat terasa bermakna.
Musik sequencer dan synthesizer yang sangat kental pun menjadi senjata andalan Chrome dalam memikat pendengar. Hal ini membuat mereka sedikit berbeda dibandingkan dengan band pop lainnya.
Salah satu hits andalan di album perdana mereka tentu lagu yang berjudul “Hanya Cinta”. Liriknya ditulis oleh Emink dan diaransemen lewat program sequencer dari PC rumahan. Bercerita tentang keindahan cinta yang sebenarnya, lagu ini kemudian disempurnakan oleh sentuhan melodi gitar Deny.
Album perdana mereka memang mengisahkan tentang mimpi-mimpi Chrome yang bermacam-macam. Dari impian dan harapan untuk dapat “Memiliki Untuk Selamanya”, lalu galaunya perasaan yang bertanya kepastian akan status “Sabahat Atau Kekasih”. Sulitnya membendung impian dan harapan mereka yang ingin segera diwujudkan tersirat dalam “Gejolak Jiwa”. Bagi chrome, mimpi adalah hasil yang harus terus diupayakan. Album ini tentunya adalah salah satu dari mimpi chrome yang berhasil mereka wujudkan.
Kini, grup band ini sudah tinggal nama. Lagu-lagu yang dulu kerap menjadi lagu kebangsaan remaja Malang Raya sekarang menjadi kenangan usang, karena lama tidak muncul menghiasi jagad musik Indonesia. Bahkan, informasi terakhir yang beredar, personil mereka tinggal tersisa Emink dan Deny yang memang kakak-adik.