Antiphaty, merupakan salah satu band indie di Malang yang aliran musiknya adalah punk. Punk dalam KBBI memili arti pemuda yang ikut gerakan menentang masyarakat yang mapan, dengan menyatakannya lewat musik, gaya berpakaian, dan gaya rambut yang khas.
Tepatnya, jenis musik yang dibawa Antiphaty yaitu crusty punk. Meskipun begitu, dalam albumnya juga divariasi dengan rock dan hardcore.
Sejak dibentuk pada Februari 1997, band ini sempat beberapa kali melakukan pergantian personil. Awalnya, hanya Catur Guritno dari No Man’s Land, Feri, Arthur, dan Eko dari Keramat. Merekalah yang membentuk grup band ini.
Alasannya yaitu mereka ingin menghasilkan karya musik punk yang lebih keras dan cepat. Jenis musik yang mereka pilih pun masih dirasa asing. Sebab, band-band indie di Malang saat itu masih mengarah pada jenis punk tradisional.
Mereka yang menyatakan diri sebagai band indie, tentunya memiliki kendala yang hampir sama, yaitu kurang popularitas. Hal ini dikarenakan mereka sendiri yang mengelola manajemen band, termasuk dalam hal memproduksi album, promosi ke masyarakat, dll.
Untuk itu, mereka terus berlatih secara intens agar dapat diterima pendengar musik dengan baik. Mereka berlatih di studio Centra yang juga menjadi riwayat dari band-band indie lainnya, seperti Keramat, Sekarat, Bangkai, Perish, dll.
Dari latihan rutin tersebut, Antiphaty sudah berani untuk tampil di panggung. Dari penampilan-penampilan itu akhirnya mereka mulai dikenal publik dan memiliki banyak penggemar.
Setelah mengeluarkan album pertama di tahun 1998 yang berjudul W.A.R, tak lama kemudian dua personilnya memutuskan untuk keluar. Sehingga, hanya tersisa Catur dan Eko. Mereka berdua pun menggaet Antok untuk mengisi posisi bassis. Sedangkan Eko sebagai drummer dan Catur sebagai vokalis dan gitaris.
Dengan tiga personil tersebut, Antiphaty memproduksi album kedua pada tahun 1999 yang berjudul Undercontrol. Dalam merilis album ini, mereka bekerja sama dengan label Confuse Production.
Dari situ, band yang kebanyakan isi lirik lagunya bertema kritikan sosial dan politik ini tidak hanya dikenal di kalangan Malang saja, tapi sudah merambah ke internasional. Debutnya di internasional yaitu dengan bekerja sama dalam proyek album split bersama Depress dari Singapura.
Yang dimaksud dengan album split adalah satu album diisi dengan dua band. Album tersebut diedarkan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Juga proyek kompilasi Saudara Sebotol oleh Raw Tape Records, Corporation Pull In oleh Edelweiss Records.
Setelah itu, terjadi penambahan personil pada Antipathy. Yaitu masuknya Yoyok dari Horrid Truth dan Wawan dari Rotten Corpse/Adzab. Sehingga sampai saat ini ada empat personil yang memperkuat Antiphaty dan bertahan sampai saat ini.
Kini tercatat ada empat album yang telah dirilis oleh Antiphaty. Selain W.A.R dan Undercontrol, masih ada For the Scene pada tahun 2000. Yang terbaru adalah Up The Punk pada tahun 2014.
sumber : soetrez, jakartabeat, kbbi