Masyarakat Indonesia kini sedang dihadapi dengan naiknya harga minyak. Minyak goreng sendiri selain mengalami kelangkaan, ketersediaannya menyebabkan harga yang menjulang tinggi lebih dari dua kali lipat. Masyarakat tentu menjadi gelisah karena hal ini, apalagi pedagang makanan dengan olahan yang digoreng menjadi sengsara akibat minyak goreng yang semakin mahal. Olahan makanan yang digoreng tentu masih banyak subtitusi olahan yang tanpa membutuhkan minyak. Tetapi masyarakat Indonesia banyak yang tidak bisa jauh dari makanan berupa ‘gorengan’. Sehingga hal ini apapun yang diolah dengan digoreng tentu tidak bisa diganti dengan yang lain.
Keberadaan minyak goreng dengan harga murah atau subsidi menjadi perebutan bagi ibu rumah tangga, khususnya masyarakat menengah kebawah. Sesekali pemerintah juga memberikan minyak kemasan dengan harga subsidi atau memberikan minyak goreng curah dengan harga yang murah.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang akan mengeluarkan minyak goreng curah sebanyak 6.400 kg. Pelontaran ini disasarkan ke beberapa kecamatan di wilayah Kanjuruhan, yaitu di Kecamatan Kepanjen, Kecamatan Sumberpucung, dan Kecamatan Kromengan.
Hal ini dilakukan untuk mengantipasi melonjaknya harga minyak goreng saat bulan Ramadhan hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri. Disperindag sendiri bekerja sama dengan PT Rajawali Nusindo. Dengan total minyak goreng di 3 kecamatan tersebut diatas yaitu 1.172 kg. Sasarannya sendiri difokuskan pada Industri Kecil Menengah (IKM) dengan harga dibawah pasaran yaitu Rp 15.500,-/kg.