Saat dekat dengan hari raya di Indonesia memang sudah biasa mengalami kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar. Kenaikan ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingginya permintaan atau kesulitan proses distribusi. Saat ini harga bawang merah yang menjadi keluhan oleh para ibu rumah tangga atau pembelinya. Sebab setelah kenaikan cabai yang membuat seluruh pembeli menjerit, kini disusul oleh bawang merah.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, harga bawang merah sendiri di pasaran kini naik hingga 200 persen. Dengan jelasan jika sebelumnya harganya adalah Rp 30.000, kini naik menjadi Rp 70.000. Kenaikan harga bawang merah ini terjadi mulai awal Juli kemarin. Hal ini memang sudah biasa jika menjelang hari raya selalu terjadi kenaikan komoditas pasar, terutama adalah kebutuhan pokok masyarakat.
Salah satu pedagang bawang merah di Pasar Kasin Suwarni mengatakan, kenaikan harga ini sudah terjadi sejak sepekan lalu. Tentunya hal itu membuatnya tidak berani untuk melakukan stok produk dalam jumlah yang besar, sebab dikhawatirkan tidak laku dan akan membusuk yang tidak bisa dikonsumsi lagi. “Harga bawang merah naik turun itu sudah biasa. Tapi kenaikan harga yang sekarang ini tidak biasa. Biasanya tidak setinggi ini kenaikannya,” ujar Suwarni.
Dengan terjadinya kenaikan harga ini, Suwarni mengatakan jika pembelinya langsung mengurangi kuantitas pembeliannya. “Jika biasanya beli satu kilogram, sekarang cuma beli satu ons. Makanya saya tidak berani stok banyakbanyak. Takut busuk,” kata Suwarni.
Namun nampaknya kenaikan produk di pasaran tak hanya terjadi pada bawang merah saja, untuk ayam potong juga mengalami kenaikan harga. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh salah satu pedagang ayam potong di Pasar Kasin Faizatul Islamiyah. “Naik menjadi Rp 37 ribu per kilogram. Padahal sepekan yang lalu Rp 30 ribu per kilogram,” kata Faiz.
“Memang biasanya yang naik kalau mendekati Hari Raya Idul Adha ya daging ayam,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menilai soal kenaikan yang terjadi ini merupakan hal yang sudah biasa yang sering terjadi saat menjelang hari raya. “Karena ekonomi kita kan mulai menggeliat. Jadi wajar harga naik turun,” ujarnya kemarin (7/7).
Sofyan Edi juga mengatakan, semua pihak telah bergerak untuk melakukan pengendalian harga agar tetap stabil. Di sisi lain, hal ini pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menerapkan urban farming atau praktik budi daya, pemrosesan, dan distribusi bahan pangan di sekitar kota. “Jadi, masyarakat menanam kebutuhan dapurnya di sekitar rumah. Agar jika ada kenaikan seperti saat ini, masyarakat tidak begitu berdampak,” tuturnya.