Banyak sekali peninggalan Kerajaan di masa silam yang berserakan di Gunung Arjuno. Salah satunya adalah Putuk Lesung. Sebuah Lesung yang mirip dengan bak mandi di zaman sekarang.
Putuk Lesung terdapat di Lereng Arjuno, tepatnya di Bukit Lesung yang bisa terlihat jika didaki melalui jalur Purwosari. Pemandangan jalur ini tidak kalah indahnya dengan jalur lain, terkadang jika menuju ke Putuk Lesung akan ditemui beberapa orang peziarah situs ini yang datang di hari-hari tertentu. Memang tempat tersebut dikenal mistis sehingga masih banyak orang kejawen yang masih sering ziarah ataupun menyepi.
Di sekitar itu ada gubuk yang terbuat dari kayu. Gubuk tersebut digunakan oleh para peziarah untuk berlindung dari terik panas dan hujan. Seringkali para pendaki gunung juga beristirahat disana karena fasilitas untuk membersihkan badan atapun membuang hajat.
Pemandangan di malam hari dari lokasi ini juga indah, sebab suasana kerlap-kerlip lampu dari kota terpancar dengan sangat jelas karena di lokasi itu hanya tumbuh sabana dan tiada pepohonan besar.
Lesung berada persis di tengah dataran. Benda itu ditempatkan pada sebuah lantai berbalok batu berukuran sekitar 8 x 8 meter. Pada sisi kiri bath-up terdapat sebuah bak dengan ukuran lebih kecil. Sedangkan sisi kanan ditancapkan dua buah menhir. Yaitu, batu tunggal, biasanya berukuran besar, yang ditatah seperlunya sehingga berbentuk tugu dan biasanya diletakkan berdiri tegak di atas tanah.
Menhir yang ada di sana bersusun mengelilingi lokasi itu, menyisakan satu celah untuk pintu dan tangga batu
Ada dua versi tentang keberadaan lesung ini, yang pertama menurut ekspedisi dari Malang Post dengan arkeolog Dwi Cahyono, dikatakan jika lesung itu adalah bak mandi di zaman dahulu. Dikatakan jika Gunung Arjuno adalah sebuah tempat Mandala Kadewagurwan.
Sementara versi kedua menurut Mbahware dikatakan jika lesung itu adalah bentuk dari Sarkofagus, yaitu sebuah tempat untuk menyimpan jenazah. Sarkofagus dibuat dengan bahan tanah liat, batu, ataupun kayu. Namun Batu lebih umum digunakan karena sulit lapuk. Penampakan lesung di lereng Arjuno mirip dengan yang pernah ditemukan di tempat lain.
Peti mati batu populer sekali pada jaman megalitikum yang berkurun antara 1000 SM – 100 M digunakan sebagai tempat menyimpan mayat para leluhur yang kebanyakan adalah para kepala suku atau pemimpin dari penduduk setempat di masa itu. Selain Sarkofagus, biasanya juga terdapat dengan Dolmen, yaitu sebuah meja yang terbuat dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Ada anggapan jika tiang menhir disana adalah Dolmen.
Entah siapa yang benar, yang jelas adanya peninggalan tersebut semakin membuktikan jika kawasan Arjuno benar-benar menjadi kawasan keramat bagi masyarakat Kerajaan di zaman dahulu.