Tempat percetakan kini semakin menjamur di Malang. Siapa sangka, dahulu pernah ada percetakan besar yang dipercaya mencetak uang Indonesia. Bernama NIMEF alias Nederlands Indische Metaalwaren en Emballage Fabrieken, percetakan yang terletak di Kendalpayak, Pakisaji ini dikelola oleh Belanda.
Dahulu, uang Indonesia dikenal dengan nama ORI yang merupakan singkatan dari Oeang Repoeblik Indonesia. ORI ini adalah uang kertas pertama yang digunakan Pemerintah Indonesia untuk menggantikan uang Hindia Belanda. Pada awalnya, proses perilisan ORI mendapat kendala karena Pemerintahan Indonesia yang berpindah sementara ke Yogyakarta.
ORI dicanangkan menjadi lambang persatuan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, uang baru ini harus segera dicetak. Menteri Keuangan A.A Maramis kemudian meresmikannya pada 24 Oktober 1945, dan memberikan tugas kepada Serikat Buruh Percetakan G. Kolff di Jakarta untuk melakukan peninjauan ke daerah untuk melakukan pencetakan uang.
Pabrik Industri NIMEF
Selain Jakarta, satu-satunya tempat yang bisa mencetak karena punya mesin yang modern adalah sebuah pabrik industri di Malang yang dinamakan NIMEF. Keadaan yang pemerintah menugaskan RAS Winarno dan Joenet Ramli untuk menangani percetakan di Malang.
NIMEF yang juga merupakan pabrik Belanda punya mesin cetak yang modern di masanya. Mesin itu itu salah satunya adalah mesin potong seybold precision buatan Amerika. Mesin mempunyai tenaga penggerak motor listrik dengan kapasitas daya 1 KW. Ukuran kertas yang dapat dipotong oleh mesin ini, maksimal berukuran 500 x 900 mm.
Fungsi mesin ini adalah memotong uang kertas yang sudah ada simbol ORI-nya. NIMEF tidak lama mencetak uang karena kemudian mesin-mesin percetakan uangnya dibawa ke Yogyakarta dan digunakan mencetak disana.
ORI yang juga disebut uang putih akhirnya benar-benar diterbitkan pada tahun itu dan menjadi simbol perlawanan uang merah milik Belanda. Pada saat itu pecahan dari ORI adalah 1, 5, 10 dan 50 sen. Kemudian disusul pecahan 1, 5, 10, 100 rupiah.
Di sisi lain, NIMEF sendiri terbakar saat agresi militer Belanda 1947. Pabrik yang juga berkembang menjadi pabrik kaleng hingga percetakan logam itu kabarnya sudah pindah ke Malang dengan nama baru yaitu NV Pancasona tidak lama setelah agresi.
Baca juga: Tukar Uang Baru Sudah Jadi Tradisi di Malang
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.