SMA Negeri 2 Malang merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Malang yang berdiri sejak tahun 1960. Namun, sejarah berdirinya sekolah yang ada di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, Kota Malang ini sudah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda.
Tak banyak alumni juga warga Malang yang mengetahui jika SMA ini didirikan atas prakarsa pasukan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) yang ada di Kota Malang. Sekolah ini berdiri usai Agresi Militer yang dilancarkan pasukan Belanda dan sekutunya ke Kota Malang pada tahun 1947-1949. Para pelajar yang tergabung dalam TRIP berperang mempertahankan Kota Malang di Jalan Salak yang sekarang menjadi Jalan Pahlawan TRIP. Sisanya mundur ke Malang Selatan, ke daerah Kepanjen, Ngebruk, sampai Sumberpucung untuk membentuk pertahanan cadangan. Setelah perang usai, pasukan pelajar itu berkeinginan untuk kembali melanjutkan sekolah. Namun, tak ada sekolah yang dapat menampung mereka di Kota Malang.
Para pelajar tersebut yang kebanyakan merupakan lulusan HBS dan HIS itu memerlukan sekolah yang jenjangnya lebih tinggi. Saat itu, di Kota Malang memang ada AMS yang menempati gedung di Alun-alun Bunder (sekarang kompleks SMA Tugu), yang ditawarkan kepada mereka. Namun, anak-anak TRIP menolaknya, karena AMS merupakan sekolah bentukan Belanda.
Atas desakan dari para anggota TRIP ini, adalah Koeswandono yang mencoba mendirikan sekolah dengan dibantu oleh beberapa guru pada April 1950. Awalnya, sekolah yang diproyeksikan untuk anggota TRIP tersebut bernama Sekolah Persiapan. Lokasinya belum berada di lokasi sekolah saat ini, melainkan berada di Jalan Arjuno, yang kini menjadi SMP Negeri 8 Malang. Sekolah tersebut hanya mampu menampung siswa berlatar belakang mata pelajaran ilmu pasti saja. Hal ini membuat para siswa yang memiliki latar belakang sosial dan bahasa tak tertampung, sehingga melancarkan protes dan dukungan kepada Koeswandono untuk mendirikan sekolah lagi untuk menampung para anggota TRIP yang belum mendapatkan sekolah.
SMA Negeri 2 Malang Awalnya Sekolah Cabang
Karena gelombang desakan itu, Koeswandono pun mendirikan sekolah filial (cabang) dari Sekolah Persiapan. Sekalah cabang ini menempati bekas sekolah AMS yang ada di Alun-alun Bunder bagian selatan. Dalam perkembangannya, selanjutnya sekolah ini diberi nama SMA Negeri 1 A-C Malang, karena merupakan sekolah yang pertama kali menempati daerah Alun-alun Bunder. Selain anggota TRIP, sekolah ini juga menerima siswa yang terlanjur masuk SMA PGRI yang menepati gedung Alun-alun Bunder bagian Utara.
Sekolah Persiapan (pusat) yang semula di Jalan Arjuno akhirnya juga pindah ke kompleks Alun-alun Bunder. Sekolah itu menempati gedung di sebelah Utara bekas SMA PGRI, dan kemudian namanya diganti menjadi SMA Negeri 2-B Malang.
Pada tahun 1950 terjadi Peristiwa Malang Post yang melibatkan pasukan TRIP, sehingga mereka turun ke jalan. Saat keadaan Kota Malang mulai kondusif, mereka kembali ke sekolah. Mereka yang belum tertampung di sekolah-sekolah yang ada kembali menuntut agar bisa bersekolah. Akhirnya, didirikanlah sekolah baru yang diberi nama SMA Negeri 3-B, yang khusus menampung siswa-siswa jurusan ilmu pasti. Sekolah ini menempati kompleks Alun-alun Bunder bagian Timur di Jalan Sultan Agung yang sekarang menjadi SMA Negeri 3 Malang.
Dalam perkembangannya, SMA Negeri 2-B Malang ternyata memiliki jumlah siswa yang cukup banyak, sehingga terpaksa para siswa dititipkan di gedung Teritorium di Jalan Suropati yang sengaja dipinjam pihak sekolah. Di depan sekolah tersebut ada Sekolah Maju Putri, yang pernah dikenal dengan nama SKKP yang sekarang pindah ke Jalan Surabaya dan menjadi SMK Negeri 3 Malang.
Menempati Gedung di Jalan RE Martadinata Hingga Kini
Keluarnya PP No. 10/1959 tentang Cina Hoakiu pada tahun 1959, menjadi tonggak sejarah pindahnya SMA Negeri 2 Malang ke gedung yang ditempati saat ini. Pada tahun 1960, terjadilah nasionalisasi gedung-gedung sekolah Cina berdasarkan PP tersebut. Selain gedung Ma-Chung, gedung Ta-Chung, termasuk gedung sekolah Cina yang ada di Kotalama (gedung SMA Negeri 2 Malang sekarang ini). Tepat pada tahun 1962, Pemerintah Kota Malang mendirikan sekolah baru yang dinamai SMA Negeri 4 A-C Malang yang menempati bekas gedung sekolah Cina Kotalama.
Belum lama berselang, terjadilah tukar menukar gedung sekolah antara SMA Negeri 2-B Malang dengan SMA Negeri 4 A-C Malang. Sejak tahun 1960 tersebut, SMA Negeri 2-B Malang menempati gedung sekolah yang ada di Jalan Kotalama yang saat ini berubah menjadi Jalan RE Martadinata. Sekolah tersebut juga menyandang nama baru, SMA Negeri 2 Teladan Malang. Nama Teladan di bagian belakang nama sekolah ini mempunyai arti bahwa SMA Negeri 2 Malang pada waktu itu berani mengubah kebijaksanaan pemerintah, yakni sebagai salah satu sekolah SMA yang menerima siswa dari latar belakang ilmu pasti, sosial dan bahasa sekaligus. Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1968, sebutan Teladan dihapuskan dari belakang nama sekolah ini.
Discussion about this post