Neutrale Lagare School adalah sekolah umum yang dibangun oleh Kolonial Belanda di tahun 1930-an. Lahan tempat gedung sekolah ini berdiri kelak menjadi cikal bakal sekolah Katolik yang sekarang dikenal dengan nama SMAK Kolese Santo Yusup alias Hua-Ind.
Sekolah ini berdiri tegak di Emmastraat (sekarang Jalan Dokter Sutomo) Nomor 35 Kota Malang. Pembangunannya kala itu bersamaan dengan hadirnya HBS (Hoogere Burger School) dan AMS (Algemeene Middlebare School) di kompleks Alun-alun Tugu Kota Malang atau yang sekarang menjadi kompleks SMA Tugu (SMA Negeri 1 Malang, SMA Negeri 3 Malang dan SMA Negeri 4 Malang).
Gedung sekolah HBS/AMS dan gedung Neutrale Lagare School memiliki beberapa kesamaan lantaran dibangun di era yang bebarengan. Mayoritas gedung sekolah di era tersebut memiliki dua lantai. dengan volume atap besar dan berbentuk perisai.
Disain bangunan kedua sekolah itu pun ternyata memiliki beberapa kemiripan, terutama dalam hal pemilihan eksterior. Gedung Neutrale Lagere School dibangun dengan jendela-jendela vertikal yang disusun dengan rapi dan seirama. Dari fakta ini bisa ditarik kesimpulan bahwa, kesan vertikalisme yang coba ditonjolkan dalam disain gedung sekolah itu adalah hasil bikinan arsitek Belanda yang beraliran International Style yang memang sedang tenar di kalangan arsitek di Indonesia kala itu. Anehnya, kaidah simetris masih dilanggengkan pada gedung sekolah ini.
Menurut buku yang ditulis Ir. Handinoto Dan Ir. Paulus H. Sorbargo M, Arch, arsitek perancang gedung sekolah ini belum diketahui. Hanya saja, pada sumber yang sama juga disebutkan bahwa gaya bangunan yang dipakai oleh Neutrale Lagare School mirip dengan bangunan Christ MULO school yang dibangun sekitar enam tahun kemudian.
Pada Agresi Militere Belanda I, di tahun 1947, gedung antik milik Neutrale Lagere School juga tak luput dari pembakaran dan penghancuran oleh para pejuang Indonesia. Kala itu mereka memakai taktik membumihanguskan Kota Malang saat tentara Belanda menyerbu. Tujuannya agar sekalipun Belanda berhasil merebut kota, para penjajah itu tidak mendapatkan hasil apa-apa, karena semua gedung dan bangunan penting telah diratakan dengan tanah, termasuk sekolah bersejarah ini.
Singkat cerita, perjalanan sejarah sekolah ini sampailah pada tahun 1951, di mana gedung Neutrale Lagere School yang telah hancur lebur tak dipakai lagi, meski hak kepemilikannya masih berada di tangan Pemerintah Kota Malang. Keuskupan Malang yang kala itu dipimpin oleh Mgr. AEJ Albers O.Carm ingin mendirikan sekolah untuk anak-anak keturunan Tionghoa. Akhirnya mereka membeli gedung rusak bekas Neutrale School. Saat itu ditaksir luas tanahnya sekitar 5000 meter persegi. Di atas tanah inilah kemudian didirikan Sekolah Menengah Katolik dengan nama SM-RK Hua-Ind yang sekarang dikenal dengan nama SMAK Kolese Santo Yusup) yang resmi membuka kelas setahun kemudian.