Ayo berburu malam lailatul qodar yang menjadi salah satu istimewanya bulan suci Ramadhan. Banyak yang bilang bahwa lailatul qodar ini adalah malam 1000 bulan.
Malam lailatul qadar bisa disebut malam keagungan dan kemuliaan. Lantas bagaimana ciri-ciri malam lailatul qodar itu? Sejatinya, ciri-ciri malam lailatul qodar itu sudah dijelaskan dalam Al Quran dan hadits.
“Barangsiapa melakukan salat malam pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan) karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu,” (Muttafaq ‘Alaih)
Hadits tersebut menunjukkan kelebihan beramal pada bulan Ramadhan seperti sekarang ini. Kelebihan-kelebihannya antara lain bisa berpuasa sebulan penuh, sholat tarawih, sholat malam, atau sholat malam pada malam lailatul qadar.
Allah SWT berfirman yang artinya, “Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan,” (Al-Qadr: 3).
Dalam buku Ringkasan Fikih Puasa Lengkap (Ringkasan Syarah Manhajus Salikin wa Taudhih al Fiqhi fid-Din -Kitab ash-Shiyam-), Al-Hafiz Ibnu Hajar menukilkan adanya perbedaan pendapat di antara para ulama mengenai terjadinya malam lailatul qadar. Setidaknya ada lebih dari 40 pendapat. Namun, ada dua pendapat yang terkuat.
1. Malam Lailatul Qodar Berpindah-pindah Setiap Tahunnya
Ada pendapat yang menyebutkan tidak ada patokan pasti mengenai kapan lailatul qodar itu diturunkan. Yang jelas, setiap tahun selalu berpindah-pindah pada salah satu dari malam-malam di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan.
Terkadang, lailatul qodar terjadi di malam ganjil, kadang juga bisa terjadi di malam genap. Meski demikian, peluang terjadinya lebih besar di malam-malam ganjil daripada malam genap. Mereka yang berpendapat demikian antara lain Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim, Ibnu Baz dan Ibnu Utsaimin.
2. Malam Lailatul Qodar Berpindah-pindah Setiap Malam-malam Ganjil
Ada pula yang berpendapat jika lailatul qadar berpindah-pindah pada setiap tahunnya di antara malam-malam ganjil saja di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Pendapat ini dikeluarkan oleh Ibnu Hajar dan asy-Syaukani.
“Rasulullah selalu beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Baginda berkata, ‘Carilah oleh kalian Lailatul Qadr pada sepuluh hari terakhir Ramadhan’.” (Muttafaq ‘alaih).
Amalan untuk Mendapatkan Lailatul Qodar
Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya, “Aku telah melihat malam tersebut (Lailatul Qadr), lalu aku dijadikan lupa terhadapnya. Maka dari itu, carilah oleh kalian malam tersebut pada sepuluh hari terakhir Ramadhan di setiap malam yang ganjil. Sungguh aku telah melihat diriku tengah bersujud di atas genangan air dan tanah liat.”
Abu Sa’id al-Khudri berkata, “Kami diguyur hujan pada malam ke-21. Masjid pun bocor persis di tempat solat Rasulullah. Lantas aku melihat kepada baginda yang telah selesai menegakkan salat Subuh dan wajahnya berlumuran tanah liat serta air.” (Muttafaq ‘Alaih).
Berdasarkan hal itu, mereka yang menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan amalan-amalan seperti sholat Tarawih karena iman dan mengharapkan pahala, maka dipastikan akan mendapatkan Lailatul Qadar.
Ciri-ciri Malam Lailatul Qodar
Di antara tanda-tanda terjadinya malam Lailatul Qadar disampaikan dalam sebuah hadits. Ubai bin Ka’ab pernah bersumpah bahawa hal itu (Lailatul Qadr) terjadi di malam ke-27. Ubai ditanya, “Berdasarkan apa engkau mengetahui hal itu?” Ubai menjawab, “Berdasarkan tanda yang telah diberitakan oleh Rasulullah kepada kami, bahawa matahari terbit tanpa sinar yang menyilaukan.” (HR Muslim).
Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya, “Lailatul Qadar adalah malam yang nyaman, tidak panas dan tidak dingin. Matahari terbit di pagi harinya dalam keadaan lemah sinarnya dan berwarna merah.” (HR Abu Dawud, ath-Thayalisi, Ibnu Khuzaimah dan lainnya, yang disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ashShaghi.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.