Seperti yang kita tahu, Malang menjadi salah satu produsen Gula di Jawa Timur. Malang memiliki beberapa pabrik gula yang masih aktif hingga kini, seperti Pabrik Gula Kebonagung dan Pabrik Gula Krebet. Ternyata, Kabupaten Malang memiliki satu pabrik Gula lagi yang aktif di masa Kolonial Belanda, Pabrik Gula Sempalwadak.
Pabrik ini didirikan pada tahun 1891 dengan nama Suiker Fabrieks (SF) Sempalwadak. Dalam bahasa Belanda, Suiker Fabrieks berarti Pabrik Gula. Pabrik ini dikelola oleh perusahaan dari Surabaya bernama NV. Koy & Co Soerabaja. Meski proses penggilingan dan produksi Gula berada di Sempalwadak, lokasi perkebunan tebunya tersebar di beberapa titik di Malang, yakni di Tajinan (sisi timur), Pakisaji (barat) dan Bumiayu (utara).
Jalur Kereta Pabrik Gula Sempalwadak
Dilansir dari Terakota, pengangkutan tebu dari lokasi perkebunan menuju Pabrik Gula Sempalwadak menggunakan jalur kereta sepanjang 88,5 kilometer. Jalur kereta milik pabrik gula ini melintas hingga ke kawasan Bumiayu dan Tajinan. Namun kini jejak rel kereta pengangkut tebu itu sulit untuk ditelisik, sebagian besar telah tertutup aspal jalan raya dan hilang tak berbekas.
Dalam sebuah penelusuran oleh Tim Blusukan Jalur Sepur pada tahun 2017, lokasi pabrik gula ini diperkirakan tak jauh dari pemberhentian trem di Sempalwadak. Jalur trem tersebut diyakini terhubung langsung dengan Pabrik Gula Sempalwadak. Jika dilihat dari foto yang diunggah laman Blusukan Jalur Sepur, Pabrik Gula ini diperkirakan berada di sebelah selatan pertigaan menuju ke Tangkilsari di mana terdapat sebuah tugu di tengahnya.
Kini, bangunan pabriknya sendiri sudah tidak meninggalkan bekas. Sehingga lokasi tepatnya hanya bisa dikira-kira saja. Karena menurut sejarahnya, pabrik gula ini mengalami masa kehancuran sekitar tahun 1945, tepatnya pada akhir masa perang dunia kedua. Maka NV. Koy & Co Soerabaja harus rela menutup usaha mereka tersebut.