Malang adalah tempat indah di Jawa Timur yang terkenal dengan suasana sejuknya. Karena dikelilingi pegunungan, dan pilihan lokasi liburan yang beragam, daerah penghasil buah apel ini selalu menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Kini, kota pelajar ini sudah mirip dengan Surabaya yang punya banyak mall. Yuk intip keseruan suasana Malang Tempo Doeloe!!
Masjid Agung yang menjadi salah satu ikon Malang
Semakin bertambahnya tahun makin megah dan indah. Dua pohon ini pun masih kokoh hingga kini.
Gereja Katolik ini sudah ada sejak tahun 1934.
Lokasinya yang strategis dan arsitekturnya yang bergaya Eropa membuat bangunan ini jadi favorit turis Malang hingga kini. Gereja Tua di seberang Sarinah ini masih ada sampai sekarang. Bangunannya tidak banyak mengalami perubahan.
Stasiun Malang Kota tahun 1980-an
Bangunan dengan gaya arsitektur klasik, dan masih banyak becak. Jalanan di depan Stasiun Malang pun masih lapang dan sepi. Kini, tak hanya malam minggu, hari biasa pun kota ini sudah macet.
Ada pasar buku di pinggiran jalan kota
Di daerah Kayutangan, dulu ada Bioskop Merdeka yang sempat jaya dan jadi pilihan anak muda untuk nonton film. Namun, seiring perkembangan jaman, bisnis ini kalah dengan maraknya VCD dan DVD murah.
Sebelum angkutan biru, Malang dipenuhi dengan Oplet sebagai kendaraan umum
Sebelum ada angkutan umum yang disebut ‘mikrolet’, Malang masih banyak berbagai aneka angkutan umum layaknya trem Malang Stoomtram Maatschappij (MSM), demo, atax, hingga bemo seperti foto di bawah ini:
Bemo resmi dilarang sejak tahun 1997 karena asapnya begitu berdampak pada polusi udara. Saat itu, supir bemo di Malang begitu banyak, sebagai solusinya, pemerintah keluarkan mikrolet tetap dengan warna birunya untuk menggantikan profesi supir bemo.
Sama seperti mikrolet, bemo juga memiliki beberapa trayek atau jalur yang mereka lewati. Biasanya bemo ini akan mudah ditemui pada terminal-terminal seperti Landungsari dan Gadang serta di wilayah-wilayah seperti pasar. Tak heran bahwa kendaraan ini jadi angkutan umum yang paling utama seperti mikrolet saat ini.
Masih dengan warna birunya juga lho untuk taxi tempo doeloe milik Malang. Tentu bukan sedan yang digunakan pada masa itu, tapi unik dan klasik bukan? Taxi sejak dahulu menjadi pilihan yang lebih nyaman dibandingkan bemo atau kendaraan umum lainnya.
Sepertinya hanya becak yang menjadi kendaraan tradisional yang masih bertahan dan masih bisa kita temukan di beberapa sisi kota seperti Pasar Besar. Namun dokar seperti foto di atas ini cukup jarang atau hampir tidak ada. Padahal dokar juga menjadi kendaraan umum yang cukup unik dan disukai anak-anak.
Mobil Ford yang begitu klasik, keren dan tentu saja mahal pada zamannya (bahkan pada zaman sekarang karena keunikannya) melintas di Lapangan Tenis Malang pada tahun 1929. Dengan rumah tradisional Jawa yang hampir tidak bisa kita temukan lagi di Malang.
Suasana Pasar Basar Malang tempo doeloe masih terlihat lenggang dan nyaman untuk dijadikan sebagai tempat jalan-jalan.
Jalan Ijen, di lokasi Malang CFD ini dulunya sudah menjadi kawasan yang indah dan ikon Kota Malang.
Sekitar Pecinan dan Pasar Besar pun nampak rapi. Pejalan kaki pun sudah modis dengan kebaya dan membawa rantang.
Sini deh kalian juga bisa cobain nostalgia makan kue jadul!! baca : Nostalgia Dengan Kue Jadul di Toko Madjoe