Buah Rukem, buah yang kini sudah mulai langka dan sulit ditemukan di toko-toko buah. Nyatanya, buah ini memang berasal dari tanaman yang biasanya tumbuh liar di pekarangan rumah maupun sawah. Buah yang bulat berwarna coklat ini mirip dengan kelengkeng, namun daging buahnya identik dengan buah Juwet.
Pohon Rukem
Jika Anda pernah menemui, pohon Rukem terbilang tinggi dengan ukuran 10-20 meter. Batang dan cabang-cabangnya biasanya berlekuk dan beralur. Tiap batang pohon rukem terdapat duri-duri tajam yang panjangnya bisa mencapai 10 cm.
Daun Rukem berbentuk bundar telur lonjong atau lonjong melanset dengan panjang antara 10-18 cm dan lebarnya antara 4-9 cm. Pinggiran daunnya bergerigi kasar. Permukaan daun bagian atasnya mengkilat, saat muda berwarna merah kecoklatan, dan berubah menjadi hijau tua seiring bertambahnya usia.
Buah ini memiliki bentuk bulat dan memiliki rasa yang unik. Rasanya bercampur antara manis, asam, dan sedikit sepat alias kesat. Rasa ini karena adanya getah dalam buah yang membuat lidah terasa lebih tebal setelah memakan rukem. Rasa unik ini memang sedikit sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Boleh dibilang, rasa Rukem adalah perpaduan rasa jeruk dan apel.
Dipelintir Dulu!
Selain rasanya yang unik, cara memakan buah ini juga tidak biasa. Pasalnya, ada teknik khusus untuk memakan Buah Rukem, yakni dipelintir terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar buahnya menjadi empuk dan hilang rasa sepatnya. Setelah itu, kupas kulit buahnya dan bisa langsung dimakan. Ketika dimakan, mulut harus bekerja uuntuk memisahkan biji dan daging buahnya. Biji yang termakan menyebabkan rasa pahit yang tentu membuat pemakan menjadi tidak nyaman.
Buah yang sulit ditemukan ini menyimpan banyak khasiat. Contohnya, Rukem yang masih muda bisa dijadikan obat untuk mengurangi nyeri pada saat menstruasi, gangguan hati, penghilang bekas gigitan serangga, obat diare, hingga obat mata. Selain itu daun pohonnya juga bisa dijadikan lalapan, dan batang pohonnya juga bisa digunakan untuk mebel.
Baca juga: Sedah Ayu dalam Sejarah Sedayu Turen
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.