Mengurus SSB Adalah Hiburan Dendi Santoso Atasi Pusing Sebagai Pemain Arema

- Advertisement -

Dendi Santoso tak memungkiri kadang merasakan pusing sebagai pemain Arema, terutama saat timnya gagal menang di Liga 1 2022-2023. Nah, mengurus SSB-nya, Dendi Santoso Soccer School adalah hiburannya.

Usai mengantongi lisensi kepelatihan C AFC, Dendi memutuskan membuka Sekolah Sepak Bola (SSB). Tujuannya ingin ikut mengembangkan potensi pesepak bola usia dini di Malang Raya.

Salah satu yang mendorongnya mendirikan DSSS yang kini berusia satu tahun ini adalah lisensi kepelatihan yang didapatkannya tahun 2020. Daripada santai-santai, pemain asli Malang itu akhirnya bikin SSB yang direspons positif banyak pihak.

“Pusing sebagai pemain itu pasti, tapi salah satu obat pusing saya di Arema ya melihat anak-anak ini. Tapi, passion kita di sepak bola ya sepak bola. Pusingnya tidak seberapa pusing kalau dibandingkan kita kuliah mikirin ilmu fisika atau matematika,” kata Dendi.

Pusing Sebagai Pemain Arema, Dendi Santoso Pintar Bagi Waktu

Karena masih aktif menjadi penggawa Arema, Dendi Santoso berupaya pintar membagi waktu antara bermain sepak bola dan melatih di SSB-nya. Pemain berusia 32 tahun itu berusaha maksimal memberikan tenaga dan pikirannya.

Meski sering ditinggal beraktivitas bersama Arema, Dendi tak putus komunikasi dengan tim pelatih dan manajemen yang dipegang langsung oleh sang istri, Vivi Rezky. Setiap sebulan sekali ada rapat manajemen, di mana Dendi menerima laporan, dan evaluasi.

“Progress setiap latihan pun saya tahu, karena kami pasang kamera gopro untuk merekam setiap sesi latihan, agar saya tahu laporannya,” imbuhnya.

Menyiapkan Jalan yang Benar

Lewat Dendi Santoso Soocer School, Dendi Santoso berupaya menyiapkan jalan yang benar bagi para pesepak bola usia dini U-9, U-11, dan U-12. Karenanya, jebolan Akademi Arema itu memberikan pemahaman kepada wali siswa.

“Empat bulan sekali saya juga mengadakan rapat dengan wali siswa. Di situ, mereka menyampaikan bawa cita-cita anak-anaknya menjadi pesepak bola. Di sini kami berupaya mengarahkan mereka ke jalan yang benar, mendidik dan membina,” imbuhnya.

“Kalau salah jalan biasanya bagus di usia dini saja, lalu besarnya habis. Pengalaman pribadi saya, banyak teman yang bagus di usia junior dulu kemampuannya habis saat menginjak usia 18 tahun.”

Sebelumnya, Dendi Santoso Soccer School baru saja merayakan HUT ke-1. BACA: Untuk merayakan HUT pertama DSSS, Dendi Santoso mengadakan turnamen sepak bola usia dini.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya