Setidaknya terdapat enam meneer Belanda yang pernah jadi Wali Kota Malang. Momen itu terjadi sepanjang masa penjajahan Kolonial Belanda yang juga menduduki Kota Malang.
Malang memang ditetapkan sebagai Gemeente (Kotapraja) pada 1 April 1914, berdasar keputusan Instellings-Ordonnantie pada 1914 Staatsblad Nomor 297. Namun, baru lima tahun kemudian, Malang memiliki seorang Wali Kota untuk pertama kalinya, tepatnya pada tahun 1919.
Hingga sesaat sebelum “merdeka” menjadi Kotapraja, Malang masih menjadi bagian dari Kabupaten Malang dengan status Kawedanan Kotta. Saat itu Kabupaten Malang mempunyai delapan kawedanan. Selain Kawedanan Kotta (Kota Malang), ada Kawedanan Karanglo, Pakis, Gondanglegi, Penanggungan, Senggoro, Antang (Ngantang), dan Turen.
Kabupaten Malang sendiri saat itu merupakan bagian dari Karesidenan Pasuruan bersama Kabupaten Bangil dan Kabupaten Pasuruan, berdasar Staatsblad Nomor 6 Tahun 1819.
Inilah Meneer Belanda yang Pernah Jadi Wali Kota Malang
1. F.L. Broekveldt (1914-1918)
Setelah ditetapkan sebagai Kotapraja, Malang masih dipimpin oleh seorang Asisten Karesidenan bernama F.L. Broekveldt selama kurun waktu 1914-1918. Dalam masa pemerintahan F.L. Broekveldt ini, mulai dibangun kawasan untuk orang Eropa di daerah yang kini menjadi Jalan Arjuno dan Jalan Ijen.
Pada 1917 di masa kepemimpinan Broekveldt, perusahaan air ledeng dan pasar yang merupakan “warisan” di kala Malang masih menjadi bagian dari Karesidenan Pasuruan, terus berkembang. Pada pengujung masa kepemimpinannya, tepatnya pada akhir tahun 1918, Broekveldt mendirikan Land Bank (bank tanah).
2. J.J. Coert (1918-1919)
Setelah masa kepemimpinan Broekveldt habis, Malang kembali dipimpin oleh seorang Asisten Karesidenan bernama J.J. Coert. Dia hanya menjabat selama satu tahun saja, yakni antara tahun 1918-1919.
3. H.I. Bussemaker (1919-1929)
Barulah pada tahun 1919, Kota Malang resmi memiliki seorang Wali Kota. H.I. Bussemaker ditunjuk menjadi Wali Kota Malang yang pertama secara hukum. Kepemimpinan Bussemaker cukup bagus, sehingga dia dipercaya menjabat selama dua periode, yakni 1919-1924 dan 1924-1929.
Pada 1921, dibentuklah Perusahaan Jagal. Di awal periode kedua kepemimpinan Bussemaker, tepatnya pada 1925 Kampung Temenggungan diakusisi ke dalam wilayah kota, lalu pada tahun 1927 giliran Desa Klodjen dan Jodipan. Pada tahun 1928, Kidoelpasar, Kottalama (Kotalama), Sukorejo pun masuk ke wilayah kota. Kemudian pada tahun 1929, giliran Kuaman dan Oro-oro dowo.
Salah satu kemajuan Kota Malang di masa kepemimpinan Bussemaker yaitu proyek pembangunan sarana olahraga lapangan sepakbola Stadion Gajayana, pada tahun 1926, yang hingga kini masih bertahan. Di tahun yang sama, didirikan pula gedung Balai Kota Malang di dekat lapangan yang disebut JP Coen (Alun-alun Tugu) pada 1926.
Lalu pada 1928, Kota Malang memiliki perusahaan yang khusus bergerak di bidang pergudangan. Di tahun yang sama, kolam renang untuk orang Eropa pun dibangun di Jalan Semeru dan Kawi. Usai merampungkan masa jabatannya sebagai Wali Kota Malang dengan catatan bagus, di tahun berikutnya Bussemaker diangkat menjadi Wali Kota Surabaya.
4. Ir. E.A. Voorneman (1929-1933)
Ir. E.A. Voorneman diangkat menjadi Wali Kota Malang menggantikan Bussemaker. Ia merupakan pejabat wali kota pertama yang menempati Balai Kota Malang ketika pembangunannya rampung di tahun 1929. Voorneman memerintah Kota Malang selama kurang lebih antara tahun 1929-1933.
5. Ir. P.K.W. Lakeman (1933-1936)
Ir. P.K.W. Lakeman menjadi meneer Belanda kelima yang memimpin Kota Malang. Masa kepemimpinannya bertahan selama tiga tahun saja, yakni mulai tahun 1933-1936.
6. J.H. Boerstra (1936-1942)
Sebagai pengganti Lakeman, ditunjuklah J.H. Boerstra sebagai Wali Kota Malang. Ia menjadi pemimpin Kota Malang selama enam tahun mulai tahun 1936-1942.
Masa pemerintahannya terguling setelah Jepang masuk menjajah Indonesia pada tahun 1942. Sejak saat itu, terhentilah dominasi meneer Belanda menjadi Wali Kota Malang. Sebab, pada masa penjajahan Belanda, seorang pribumi bernama Raden Adipati Ario Sam yang ditunjuk sebagai pemimpin Kota Malang.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.