Wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak yang banyak menyerang sapi hingga saat ini masih menjadi wabah yang meresahkan para peternak dan juga pedagang daging sapi. Pasalnya, sejak adanya wabah PMK ini, proses perdagangan sapi juga menjadi terhambat sebab pasar hewan yang dilakukan penutupan sesuai dengan peraturan daerah. Penutupan ini dilakukan sebagai langkah untuk memutus peyebaran penyakit yang menyerang kebanyakan sapi tersebut. Bagi pedagang daging sapi sendiri juga ikut terdampak karena kehilangan pelanggan. Masyarayak yang ingin membeli daging sapi juga menjadi enggan karena khawatir jika daging tersebut berasal dari sapi yang ber-PMK. Dampak lainnya juga terdapat sebagian pedagang daging sapi yang mengalami penurunan harga penjualan akibat wabah PMK ini.
Banyak langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk meretas wabah ini hingga tuntas. Sebab, sapi-sapi dalam kondisi sehat juga memiliki resiko penularan dari sapi yang ber-PMK. Sehingga pemerintah juga terpaksa mengeluarkan aturan soal penutupan pasar hewan. Selain itu, distribusi sapi juga sempat diberhentikan. Karena apabila sapi yang ber-PMK tidak memiliki imun yang kuat, akibatnya tentu pada kematian. Sapi yang memiliki resiko mati lebih tinggi terjadi pada sapi anakan, sehingga tentu hal ini menyebabkan kerugian bagi peternak sapi itu sendiri. Dengan kondisi perekonomian para peternak yang terhentu tersebut, menyebabkan sebagian peternak nekat untuk menjual sapi yang ber-PMK dengan harga rendah. Karena sebetulnya, sapi yang ber-PMK dagingnya tetap aman dikonsumsi oleh manusia dengan pengecualian tidak mengkonsumsi bagian mulut dan kaki.
Selain langkah pembatasan distribusi sapi sebagai bentuk aturan untuk mengurangi penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, pemerintah daerah Jawa Timur juga mengeluarkan kebijakan untuk setiap daerah membentuk satgas dalam menangani sapi-sapi yang ber-PMK ini.
Langkah lainnya juga para peternak didatangi oleh petugas yang berwajib untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Selain itu juga diberikannya obat-obatan dan vitamin secara gratis untuk sapi yang telah berdampak PMK maupun sapi yang sehat.
Tak hanya itu, satgas juga dibentuk untuk memberi sosialisasi kepada para peternak soal wabah PMK ini. Sosialisasi ini juga dilakukan untuk memberi informasi kepada peternak tentang pentingnya merawat sapid an menjaga kebersihan sapi itu sendiri hingga kandang sapi juga sekitarnya.
Kondisi wabah PMK saat ini terlihat sudah cukup membaik, pasalnya peredaran atau distribusi sapi sudah kembali dilakukan.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, Kota Malang sendiri masih dikatakan aman dari ancaman “kiriman” sapi yang ber-PMK dari luar kota. Hal ini sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh tim satgas Polresta Malang Kota di empat pos pantau.
Petugas juga tak menemukan kendaraan asal luar kota yang mangangkut sapi yang ber-PMK dalam sepekan ini. Namun hal ini tidak menjadikan para petugas untuk berhenti melakukan pemeriksaan. Petugas juga terus melakukan pemeriksaan dan meningkatkan kewaspadaan yang terutama pada jalur perbatasan.