Pemerintah Kota Malang benar-benar serius dalam upaya penanggulangan pandemi virus corona (covid-19) di wilayahnya. Bahkan, Pemkot Malang menyiapkan aggaran khusus senilai Rp37,310 miliar untuk masalah ini.
Kini, Pemkot Malang semakin memperketat jam operasional untuk semua aktifitas usaha. Semua harus sudah tutup pada pukul 20.00 WIB, dan segera pulang, serta tidak melakukan aktifitas sosial. Walikota Malang, Sutiaji menyebut hal itu tentu akan memberikan banyak dampak. Namun, menurutnya, semua itu harus dilakukan untuk kepentingan dan keberlanjutan semua pihak.
Karenanya, Sutiaji telah merumuskan beberapa langkah antisipasi dan intervensi akan dampak-dampak yang mungkin terjadi (23/3/2020). Pihaknya juga sudah meminta kepada Sekda (Sekota Malang) untuk memangkas dan mengalihkan beberapa anggaran kegiatan, termasuk juga pemangkasan untuk perjalanan dinas.
“Tentu anggaran itu dapat dipergunakan dalam penanganan covid-19, khususnya untuk melindungi warga yang terdampak secara langsung. Kami menyiapkan anggaran sekitar Rp37,310 Milyar, itu sudah termasuk alokasi untuk Belanja Tidak Terduga sebesar Rp2,150 Miliar,” kata Sutiaji.
Alasan Pemkot Malang Siapkan Anggaran Khusus
Terpisah, Wasto selaku Sekkota Malang, sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Kota Malang, menginformasikan penambahan anggaran penanganan virus corona sudah diputuskan bentuknya. Menurutnya, anggaran tambahan itu akan dirupakan bantuan sosial kepada warga Kota Malang yang terdampak.
Mereka yang akan menerima bantuan itu antara lain para PKL (Pedagang Kaki Lima), penyandang disabilitas tuna netra yang selama ini berprofesi sebagai penyedia jasa refleksi (pijat), maupun warga rentan sosial dan miskin. Selain itu, penambahan anggaran ini juga ditujukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid 19, yang konsekuensinya dapat menyebabkan membludaknya pasien di rumah sakit rujukan.
Pembahasan dan perumusan anggaran serta rujukan kegiatan yang akan disasar ini melibatkan Ketua DPRD, Kejaksaan Kota Malang, dan Polres Malang Kota. Hal itu dilakukan dalam rapat secara maraton mulai Selasa (24/3/2020), dan berlanjut Kamis (26/3/2020) di ruang sidang Balaikota Malang.
“RSUD akan kami siapkan untuk menjadi rumah sakit rujukan, selain empat rumah sakit yang sudah ditetapkan. Mulai dari RSSA, RST, RS Lavallete, dan RS Panti Waluyo. Untuk rencana itu, akan dialokasikan anggaran sekitar Rp15 Milyar,” kata Wasto.
Ditambahkannya, postur anggaran penanganan covid-19 ini, terurai Rp2,150 Miliar dari anggaran Belanja Tidak Terduga, sebesar Rp9,9 Miliar bersumber dari Dinas Kesehatan yang dipergunakan untuk penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), pengadaan alat kesehatan dan penunjang Laboratorium Kesehatan, pengadaan unit SiCo dan bahan disinfektan.
Ada Anggaran Khusus untuk Warga Kota Malang
Seperti yang dijelaskan, Wasto menyebut ada anggaran khusus untuk warga Kota Malang yang terdampak covid-19. Untuk ini, ada alokasi dana sebesar Rp10,260 Miliar.
“Kita tidak tahu sampai kapan ‘badai’ ini berlalu, semoga saja cepat usai. Karenanya, ada kemungkinan terjadi penambahan anggaran penanganan tetap kami antisipasi. Kami akan terus melibatkan Dewan (Pimpinan), Kejaksaan (Kajari) maupun Polresta (Kapolresta),” tandasnya.
Discussion about this post