Tradisi ater-ater menjadi salah satu cara menyambut datangnya bulan suci Ramadhan di Malang. Di zaman yang sudah modern ini, ternyata masyarakat Malang masih menjaga tradisi membagi-bagikan makanan kepada tetangga sekitar yang ditinggalkan leluhur tersebut.
Kata ‘ater’ berasal dari Bahasa Jawa, yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti antar. Yang diantar biasanya adalah paket makanan yang diberikan kepada tetangga dan sanak saudara. Jumlah paket makanan biasanya disesuaikan dengan jumlah tetangga dan sanak saudara yang akan diberi.
Paket makanan ini umumnya diletakkan dalam wadah berupa kotak karton, foam, mangkok plastik ataupun piring. Isi paket makanan ini adalah nasi, sayur, dan beraneka macam lauk keringan. Biasanya lauknya antara lain ayam, telor, sambal goreng tempe, atau kentang, mie, bihun, dan lain-lain. Kadang, disertai pula buah-buahan seperti pisang, semangka atau yang lainnya. Satu yang wajib ada adalah apem, kue tradisional yang biasa digunakan untuk menyambut Ramadhan.
Filosofi Tradisi Ater-ater
Tradisi ater-ater ini memiliki filosofi sebagai ungkapan rasa syukur bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan kembali. Tradisi ini juga mempunyai makna saling berbagi kepada sesama manusia.
Bisa dibilang, tradisi ini sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di sebagian warga Malang sejak dahulu. Akan tampak aneh jika sebuah keluarga tidak melakukannya. Tak heran jika beberapa hari jelang Ramadhan warga disibukkan dengan persiapan mengolah bahan masakan untuk ater-ater.
Bukan cuma untuk menyambut Ramadhan, tradisi ini juga dilakukan untuk menyambut Idhul Fitri. Biasanya dilakukan H-7 jelang lebaran, atau H+7 setelah lebaran. Namun, isi paket ater-aternya berbeda, yakni ketupat/lontong, sayur santan seperti opor, kadang juga ada bonus lepet, dan lain-lain.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.