Malang terkenal dengan Kota Pendidikan. Selain menjadi rumah bagi beberapa univesitas terkemuka di Indonesia, ternyata Malang memiliki satu pondok pesantren yang menjadi salah satu dari 5 pondok tertua di Indonesia. Ialah Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) atau juga populer dengan nama Pondok Pesantren Gading Malang. Nama ini disematkan tak lain dan tak bukan karena lokasinya yang berada di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Pondok yang sudah ada sejak tahun 1768 M ini menjadi pondok pesantren (ponpes) tertua di Malang dan termasuk dalam urutan ke tiga sebagai ponpes tertua di Indonesia. Pondok Pesantren Miftahul Huda berada di urutan setelah Ponpes Sidogiri di Pasuruan yang ada sejak 1718 M, dan Ponpes Jamsaren di Jawa Tengah sejak 1750 M. Dua Ponpes tertua lainnya yakni Ponpes Buntet di Cirebon, Jawa Barat yang ada sejak 1785 M dan diikuti Ponpes Darul Ulum di Banyuanyar, Pamekasan, Madura dari tahun 1787 M.
Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH)
Ratusan tahun berdirinya Pondok Pesantrn ini tentu tak lepas dari peran pendirinya, KH. Hasan Munadi. Beliau wafat pada usia 125 tahun dan telah mengasuh di ponpes ini selama 90 tahun. Beliau pun meninggalkan empat orang putra yang juga mengikuti keilmuan Ayahnya, yakni: KH. Isma’il, KH. Muhyini, KH. Ma’sum dan Nyai Mujannah.
Awal berdiri, ponpes ini bernama Pondok Pesantren Gading Malang karena lokasinya. Perjalanannya tak mengalami peningkatan yang signifikan, hingga setelah KH. Hasan Munadi wafat, ponpes ini diasuh oleh putra pertamanya, KH. Ismail. Tak sendirian, beliau dibantu oleh keponakannya sendiri, KH. Abdul Majid. Bahkan anak KH. Abdul Majid, seorang putri yang bernama Nyai Siti Khodijah dijadikannya anak angkat hingga akhirnya putri angkatnya dinikahkan dengan alumni Ponpes Miftahul Huda, yakni dengan Jampes Kediri Yaitu KH. Moh. Yahya yang berasal dari daerah Jetis Malang.
Di tangan K.H Moh. Yahya ini, generasi ketiga setelah meninggalnya KH. Ismail di usia 75 tahun dan telah mengasuh ponpesnya selama 50 tahun. Sejak KH. Moh. Yahya, nama Pondok Gading berubah dengan nama barunya “Pondok Pesantren Miftahul Huda”. Sejak saat itu juga, santrinya diperbolehkan untuk menuntut ilmu di lembaga formal di luar pesantren, kebijakan ini dianggap kebijakan yang cukup berani dan tergolong langka namun karena hal tersebut yang membuat Pondok Gading semakin berkembang pesat.
Sistem pendidikannya terbagi menjadi tiga bagian, yakni: Tingkat Ula (Pendidikan Tingkat Dasar), Tingkat Wustho (Pendidikan Tingkat Menengah) dan Tingkat Ulya (Pendidikan Tingkat Atas).
Ilmu Hisab
Dalam Pondok Pesantren Miftahul Huda, Ilmu Hisab menjadi salah satu yang paling masyur di kalangan masyarakat. Hasil hisab dari pondok gading dijadikan rujukan untuk menentukan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu pondok gading juga terkenal sebagai pondok tasawuf, hal ini terjadi sebab pondok gading adalah pondok thoriqoh, yakni thoriqoh qadiriyah dan naqsabandiyah. Kitab-kitab yang dibacakan oleh para masyayikh pun tak jauh dari nuansa tasawuf.
Baca juga: Pondok Pesantren Tazkia Malang, Pondok Modern di Kecamatan Dau
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.