Keraton Gunung Kawi, sebuah tempat wisata religi Kabupaten Malang yang sudah populer dengan kegiatan mistis yang berhubungan dengan kepercayaan dan kekuatan supranatural. Tidak heran jika beberapa orang yang masih memegang kepercayaan tertentu, melakukan ritual-ritual di Gunung Kawi sebagai wujud permohonan. Ritual tertentu tidak dilakukan di sembarang hari, ada hari-hari sakral yang menjadi langganan, salah satunya satu suro.
Pesarean Gunung Kawi berada di lereng selatan Gunung Kawi, teparnya di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Pasa tempat dengan pemukiman padat penduduk itu masih terjaga sebuah kepercayaan dan tradisi yang populer dengan ritual satu suro.
Satu Suro dipercaya menjadi hari yang sakral. Suro diambil dari bahasa Arab, Asyura, dan masyarakat Jawa lebih mudah menyebutnya sebagai Suro. Jika dalam tahun 2021, peringatan satu suro ini jatuh pada tanggal 10 Agustus.
Hal yang menarik dari adanya kirab suroan ini adalah adanya akulturasi budaya, yakni Tionghoa, Islami, dan Jawa (Kejawen). Dalam ritual satu Suro, biasanya diadakan kirab budaya. Dalam tontonan ini, masyarakat disajikan aneka tarian tradisional, pakaian adat, barongsai, hadrah, dan hiburan menarik lainnya. Seperti yang kita tahu, barongsai adalah salah satu produk budaya masyarakat Tionghoa, dan hadrah lekat kaitannya dengan hal-hal berbau Islami. Tak hanya itu, penamaan ritual itu sendiri pun kurang lebih berasal dari perhitungan kalender Jawa.
Sebagaimana ritual pada umumnya, dalan kegiatan satu suro ini selalu memiliki tujuan. Masyarakat meyakini ritual Satu Suro bertujuan untuk menyampaikan rasa syukur warga setempat kepada Sang Pencipta alam semesta, dan permohonan keselamatan.
Puncak Ritual Satu Suro
Puncak ritual ini terletak pada iring-iringan pembawa replika patung buto atau yang lebih terkenal dengan sebutan ogoh-ogoh. Replika besar ini pada akhirnya akan dibakar sebagai wujud pembakaran nafsu angkara murka yang ada pada sosok manusia.
Tradisi ini diyakini sudah ada sejak dahulu kala, namun tidak ada penyebutan kapan waktu tepatnya. Ternyata, ritual satu suro tidak hanya dilakukan masyarakat Gunung Kawi, namun juga berbagai kalangan mayarakat di daerah lain. Ritual ini enjadi daya tari tersendiri bagi wisatawan objek wisata religi di Kabupaten Malang.
Di tahun-tahun sebeumnya, siapapun dapat menikmati pelaksanaan tradisi ini, baik oleh pengunjung luar daerah bahkan luar kota dan mancanegara. Sayangnya adanya pandemi saat ini membatasi kegiatan masyarakat, terlebih dari luar daerah.
Baca juga: Pohon Dewandaru Gunung Kawi Si Perantara Kekayaan
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.