Jika Anda dari Malang ingin menuju Kediri melalui jalur Ngantang, Anda akan menemui sebuah monumen setinggi 20 meter. Monumen yang terletak di sebuah pertigaan ini bernama Monumen Palagan Mandalam. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan masyarakat Kasembon, Ngantang, hingga Kandangan (Kediri) untuk mempertahankan diri dari serangan Belanda saat agresi Militer pada tahun 1947.
Dikutip dari buku Monumen Perjuangan Jawa Timur, alasan diletakkannya Monumen di pertigaan Ngantang dikarenakan jika itu menjadi batas tengah antara PLTA Selorejo dan PLTA Mendalan. Maka dari itu, penamaan Monumen Palagan Mandalam lekat dengan wilayah yang ada di Kecamatan Kasembon, Mendalan.
Lettu Anumerta Soediarto
Dahulu, setelah menguasai beberapa bangunan penting di Kota Malang, Belanda dan KNIL melanjutkan pergerakannya ke Barat dan berusaha merebut PLTA Selorejo, PLTA Mendalan, dan PLTA Siman di daerah Kasembon. Dalam perlawanannya melawan Belanda dan KNIL, masyarakat Kasembon dipimpin oleh seorang tentara bernama Lettu Anumerta Soediarto. Ia berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mempertahankan sumber energi listrik utama tersebut.
Monumen Palagan Mandalam
Pembangunan Monumen Palagan Mandalam diprakarsai oleh AMPI Tingkat II Kabupaten Malang. Kemudian dengan persetujuan dari Gubernur Jawa Timur pada 27 Oktober 1981, pembangunan monumen ini diresmikan pada 26 Mei 1982.
Bentuk utama monumen ini adalah patung Lettu Anumerta Soediarto yang berdiri tegak menghadap arah barat laut. Patung ini digambarkan memakai seragam dinas militer berwarna hijau tanpa topi sembari memegang samurai. Jika tinggi monumennya sekitar 20 meter, maka patung ini hanya setinggi 6 meter saja, dan berlebar 3 meter.
Di monumen tersebut ada sebuah relief yang menggambarkan adegan pertempuran di wilayah Ngantang dan sekitarnya. Sedangkan monumen sendiri terletak di pelataran berbentuk bundar dengan garis tengah sepanjang 17 meter yang dikelilingi pagar besi. Di bagian bawah monumen terukir sebuah quote,
“Yang bernafas hari ini adalah penerusmu untuk menggenggam amanat perjuangan. Masa depan adalah harapan yang terwujud dalam semangat dan harumnya bunga kemerdekaan.”
Untuk memasuki monumen bisa melalui sisi barat dan selatan, disana terdapat jalan yang bertangga yang menghubungkan pintu masuk ke arah monumen. Sementara di pintu barat ada sebuah prasasti yang bertuliskan tanggal peresmian Monumen Palagan Mendalan.
Sebuah saksi sejarah, ketahui tentang: Astana Karaeng Galesong Ngantang, Makam Pejuang di Jalan Allah