Seluruh kota maupun kabupaten yang ada di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memiliki lambang. Pastinya, lambang ini dibuat bukannya tanpa tujuan. Masing-masing lambang kota maupun kabupaten itu memiliki arti dan makna yang terkandung di dalamnya, begitupun Kota Batu.
Gambar lambang ini biasanya terpasang di seragam para Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Batu. Lambang ini juga dipakai oleh para pegawai instansi-instansi pemerintahan lainnya. Para siswa yang bersekolah di sekolah negeri di Kota Batu juga memakai lambang ini di seragam yang mereka kenakan setiap hari.
Tentunya, semua lambang yang dipilih oleh masing-masing kota atau kabupeten itu memiliki ciri khas tersendiri, karena lambang itulah yang nantinya menjadi identitas bagi kota dan kabupaten tersebut. Lalu bagaimana dengan arti dan makna lambang yang dipakai Kota Batu?
Gambar Bintang pada lambang Kota Batu ini melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Gambar ini memiliki makna kerukunan umat beragama tetap dijunjung tinggi meskipun masyarakatnya berbeda suku, agama, dan pandangan hidup.
Padi dan kapas di lambang ini melambangkan pangan dan sandang yang terdiri dari padi berjumlah 17 dan kapas berjumlah 10. Formasi angka ini mempunyai makna tanggal dan bulan peresmian Kota Batu.
Di lambang kota ini juga terdapat gambar gunung yang melambangkan kekuatan dan kebesaran. Seperti diketahui, Kota Batu berada di lereng Gunung Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Welirang yang memiliki kekayaan alam yang cukup melimpah, terutama mata air yang menyatu dalam aliran Sungai Brantas. Selain itu, terdapat pula keanekaragaman flora dan fauna yang menjadi daya tarik wisata bagi kota ini.
Sementara itu, gambar keris yang berwarna keemasan dengan posisi tegak melambangkan jiwa ksatria, kekuatan, ketajaman pikir, batin dan perjuangan yang pantang menyerah serta kepribadian yang berbudaya. Tujuannya tentu untuk mencapai Kota Batu ke depannya.
Sedangkan gambar rantai yang berwarna hitam pada lambang kota ini melambangkan Persatuan dan Kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rantai yang berjumlah tiga diartikan bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan serta alam dan sesamanya adalah unsur yang tidak terpisahkan.
Di lambang kota tersebut juga terdapat gambar candi yang melambangkan sistem pemerintahan Kota Batu yang tertib, rapi, dan teratur, bertingkat seperti candi.
Warna dasar hijau dengan gambar filosofi petak-petak sawah melambangkan Kota Batu sebagai daerah agraris. Filosofinya sama seperti slogan “Gemah Ripah Loh Jinawi” (daerah yang hijau nan subur). Gambar tersebut juga mencerminkan bahwa sebagian besar masyarakat Kota Batu memiliki mata pencaharian sebagai petani.
Lalu, gambar air pada lambang Kota Batu ini memiliki arti melambangkan sumber kehidupan yang lestari, karena sejak zaman dahulu ada anggapan di mana ada air (sungai atau laut) maka di situ ada kehidupan.
Dasar lambang yang berbentuk perisai dengan lima sisi melambangkan Pemerintah Kota Batu yang menjalankan tugasnya sehari-hari berdasarkan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Warna merah putih, sesuai dengan warna bendera Republik Indonesia melambangkan jiwa yang berani (warna merah) dan hati yang suci (warna putih).
Tulisan Kota Batu menunjukkan identitas kota dan pemerintah kota tersebut. Sementara itu, tulisan semboyan “Hakaryo Guno Mamayu Bawono” yang diambil dari Candrasengkala yang mengandung arti Berkarya Guna Membangun Negara. Candrasengkala 1934 adalah Tahun Jawa yang merupakan peresmian Pemerintah Kota Batu dengan nominal kata: Hakaryo = 4, Guno = 3, Mamayu = 9, Bawono = 1. Angka-angka itu jika dijumlah hasilnya 17, sebagai tanggal peresmian Kota Batu, dengan jumlah 11 suku kata yang bermakna dasar hukum peresmian Kota Batu diatur dalam UU No. 11 Tahun 2001.
Lambang Kota Batu ini diresmikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Kota Batu Nomor 2 Tahun 2003. Bagaimana menurut Anda? Tak kalah kan dengan filosofi lambang Kota Malang?