Malang memiliki peninggalan sejarah yang menyimpan cerita-cerita penting di masa lalu. Tidak terkecuali peninggalan Prasasti di Malang yang menceritakan sejarah asal-usul Malang, Prasasti Dinoyo.
Prasasti ini menjadi bukti adanya pemerintahan Kerajaan Kanjuruhan, salah satu kerajaan tertua di Jawa Timur, jauh sebelum Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit berdiri. Prasasti Dinoyo ini menceritakan tentang masa keemasan Kerajaan Kanjuruhan di bawah pimpinan Raja Dewa Simha.
Hari Jadi Kabupaten Malang
Satu bukti bahwa prasasti ini lekat dengan Kerajaan Kanjuruhan adalah cara penulisan tahunnya yang berbentuk Candrasangkala dan berbunyi Nayana Vasurasa. Tulisan ini berarti 286. Dalam aturannya, cara membaca tahun ini harus dibalik, sehingga tulisan ini menunjukkan angka 682 atau tahun 682 Saka. Jika dikonversikan pada tahun Masehi, angka ini setara dengan tahun 760 Masehi.
Menurut penelitian L. Damais dalam Stude d’Epigraphy d’Indonesia IV (1952) disebutkan bahwa prasasti tersebut tidak saja menyebutkan Candrasengkala, melainkan juga menyebutkan beberapa rasi bintang yang bertepatan dengan hari Jum’at Legi, 28 November 760 M. Hal tersebut yang akhirnya mendasari ditetapkannya 28 November 760 M sebagai hari jadi Kabupaten Malang.
Cerita Tentang Kerajaan Kanjuruhan
Huruf Kawi yang ada pada Prasasti Dinoyo yang diketemukan ini menceritakan bahwa pada abad VIII ada kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (sekarang Dusun Kejuron). Kerajaan ini diperintah oleh raja bernama Dewa Simha yang memiliki putra bernama Limwa yang bergelar Gajayana. Pada masa pemerintahanya, disebutkan Dewa Simha mendirikan sebuah tempat pemujaan untuk penghormatan terhadap Dewa Siwa, berupa arca Maharesi Agastya yang terdapat di Candi Badut dekat Kota Malang.
Candi Badut berisikan sebuah lingga dan arca bernama Putikeswara yang merupakan lambang Agastya yang selalu digambarkan seperti Siwa sebagai Mahaguru. Tempat pemujaan ini diresmikan tahun 760 Masehi. Upacara peresmiannya dilakukan oleh para pendeta ahli Weda (agama Siwa).
Asal-usul Malang
Isi Prasasti Dinoyo ini juga sempat diklaim sebagai salah satu jalan untuk menguak sejarah masa lalu dan asal usul Malang. Kurang lebih, isi prasasti ini menerangkan bahwa di Malang pernah berdiri sebuah kerajaan yang disebuat Kanjuruhan yang dipimpin oleh raja nan bijaksana bernama Dewa Singha. Raja ini memiliki putera bernama Liswa yang kelak menjadi penerus kekuasaannya.
Setelah menjadi raja, Liswa memiliki gelar Gajayana. Putra Dewa Singha ini disebutkan sangat memuliakan sang Resi Agastya. Gajayana memiliki seorang putri bernama Uttejana, yang kelak menikah dengan Raja Pradaputra yang merupakan klan dari kerajaan di kawasan Barat.
Baca juga: Candi Badut, Saksi Kejayaan Kerajaan Kanjuruhan
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.