Prasasti Camunda, sebuah peninggalan sejarah yang berisi kisah kegagahan Sri Maharaja Kertanagara. Prasasti ini ditemukan di Desa Ardimulyo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang pada tahun 1927. Desa Ardimulyo sendiri berada sekitar 2 km, sebelah utara lokasi Candi Singosari. Prasasti ini terpahat pada bagian belakang arca Camundi yang berangka tahun 1214 Saka (17 April 1292 M).
Mulanya, pengumuman penemuan Prasasti Camunda pada tahun 1939 oleh Dr. Jessy Blom dalam The Antiquities of Singasari. Sementara itu, uraian tentang arca Paduka Bhatari sudah ada terlebih dahulu dalam O.V. tahun 1928.
Awalnya, Goris membaca angka tahun pada Prasasti Camunda ini sebagai tahun 1254 Saka (1332 M). Sedangkan Stutterheim, menghubungkan prasasti ini dengan Tribhuwana dari Majapahit dan peperangan Sadeng dan Keta yang tersebut dalam kitab Nagarakertagama. Arca Ganesa dan Bhairawa pada sebelah kanan-kiri arca Camundi teridentifikasi sebagai tokoh Gajah Mada dan Adityawarman.
Bahkan, sejarawan bernama J.L. Moens, atas dasar angka tahun itu menyatakan bahwa Tribhuwana mempunyai hubungan bigami dengan Cakreswara, suaminya, yang berwujud Bhairawa, dan Gajah Mada yang berwujud Ganesa.
Pada akhirnya, para arkeolog sepakat untuk menganggap analisa L.C. Damais adalah yang paling benar. Hal ini terjadi setelah ia berhasil menetapkan pembacaan angka tahun prasasti tersebut menjadi 1214 Saka (17 April 1292 M). Angka tahun ini konon berhubungan dengan Raja Kertanagara.
Dari analisa tersebut, Prasasti Camunda keluar sekitar sebulan sebelum runtuhnya Kerajaan Singhasari usai penyerangan Jayakatwang. Menurut Prasasti Gajah Mada (1351 M), serangan itu terjadi pada bulan Jyesta 1214 Saka (antara bulan Mei-Juni 1292 M). Dengan begitu, dapat disimpulkan jika Prasasti Camuṇḍa ini intinya berisi bahwa arca Bhattari Camundi itu telah ditahbiskan pada waktu Sri Maharaja (Kertanagara) menang atas seluruh wilayah Pulau Jawa dan menundukkan pulau-pulau lainnya.
Isi Prasasti Camunda
Transkripsi Prasasti Camuṇḍa:
1. || 0 || [swasti śa]kawarṣātīta 12.4
2. caitramāsa tithi [cat]urdaśi kŗṣṇa[pak]ṣa
3. [w]ŗ wāra. juluŋ pujut•. paścimastha grahacāra. ˚aśwīnī nakṣatra…..[dewa=]
4. ta. māhendra [ma]ṇḍala. prītiyoga. wairājyamuhūrtta. śākunīkaraṇa. [m]e=
5. sarāśī || tatkāla kapratiṣṭhān. pāduka bhaṭārī maka təwək• huwus•
6. [ś]rī [ma]hārāja digwi[ja]ya riŋ sakalaloka mawuyuŋ yi sakala dwīpāntara
7. || śubham bhawatu ||
Terjemahan:
“Salam bahagia! Tahun Saka 12.4 ….. Pada waktu itu ditegakkan arca Paduka Bhatari. Sri Maharaja sudah puas dengan kemenangan-kemenangan yang diperoleh di semua tempat, menjadi payung (pelindung) seluruh dwipantara”.
Sumber:
Inscribed Liṅga From Rambianak
Sejarah Nasional Indonesia Jilid II
Tafsir Sejarah Nagarakrtagama
Tertarik mempelajari tafsir prasasti Malang lainnya? Baca: Transkrip Lengkap dan Tafsir Prasasti Dinoyo