Jika kita mengenang Kota Malang di jaman dulu, tepatnya 1980-an, Kota Malang masih sepi dan tak banyak kendaraan yang berlalu-lalang di jalan utamanya. Seorang penghuni grup Facebook Komunitas Peduli Malang, Wahyudi Gondrong, memposting foto Alun-alun Malang pada tahun 1980-an. Begini potretnya.
Alun-Alun Malang
Selayaknya pusat kota pada umumnya, Alun-alun Malang kerap menjadi destinasi warga sebagai tempat penghilang penat setelah seharian beraktivitas. Tak hanya nampak keluarga yang berjalan-jalan, ada pua muda-mudi yang kerap ditemukan bersantai di wilayah yang menjadi titik 0 Kota Malang ini.
Dari foto tersebut bisa digambarkan kondisi Alun-alun yang nampak tenang, sementara di sekitar wilayahnya sudah terdapat aktivitas perekonomian.
Satu hal yang membuat kenangan di pojok Alun-alun Malang bagian utara adalah adanya tempat untuk menyewakan buku-buku. Dari pemandangan itu nampak Mall Sarinah masih berupa dua lantai dan jalanan Malang begitu lengang dengan sedikit kendaraan.
Bioskop Ria
Di sebelah timur Alun-alun Malang, ada Bioskop Ria Atau juga dikenal dengan Bioskop Rex. Kini, pemandangan ini terlihat familiar ya, mirip dengan konsep yang diusung Cafe Klodjen Djaja 1956. Arsitektur Art Deco buatan Belanda masih dipertahankan ini menjadikannya salah satu bioskop megah pada zamannya.
Dari foto di atas, telihat dua film utama yang sedang diputar di bioskop tersebut. Ialah The Emerald Forest (1985) yang dibintangi oleh Powers Boothe, Meg Foster, hingga Yara Vaneau dan film Naked Vengeance (1985) yang dibintangi Deborah Tranelli, Kaz Garas, dan Carmen Argenziano.
Di awal 90-an, performa Bioskop ini memudar sehingga bangunannnya dibongkar dan dijadikan sebuah Bank hingga sekarang.
Masjid Jami’ Alun-alun Malang
Masjid ini adalah masjid terbesar yang ada di Kota Malang, bangunan yang terletak di sebelah barat Alun-alun Kota Malang itu di tahun 1980-an masih dicat dengan menggunakan warna krem.
Selain penampilan masjid Jami yang berbeda dari sekarang, terlihat pula adanya angkutan Bemo yang berjalan ke arah utara. Ya, karena jalanannya yang masih lengang, jalan di depan masjid Jami’ masih diberlakukan dua arah. Berbeda dengan kini yang sudah menjadi jalan satu arah.
Pertokoan Siswa
Ini adalah gambaran kondisi parkiran di depan pertokoan Siswa, Apotek Sejati, dan Toko Kamera Pantai. Ya, beginilah kondisinya di tahun itu. Jalanan berlubang, aspalnya rusak, air menggenang dan becek ketika hujan.
Toko Mitra
Parkir di depan Mitra Malang Mall pertama yang ada di Malang. Jika dilihat dengan seksama, maka kebanyakan di tahun 1980-an warga Malang menggunakan sepeda motor Honda. Terlihat sangat klasik bukan?
Gencarnya promosi ‘Honda 70’ pada masa itu berjalan sukses dengan larisnya penjualan sepeda motor Honda di Malang. Seiring berjalannya waktu, berbagai merk sepeda mulai masuk di Indonesia. Namun, warga Malang kerap menyebut ‘Honda’ sebagai sebutan untuk sepeda motor apapun merk-nya.
Di sebelah timur Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPPN) tepatnya di area trotoar. Dulu terdapat sebuat penjual buku bekas. Dengan kondisi yang jalan yang tidak terlalu ramai, pasar buku tersebut selalu saja ada pembelinya.
Saat ini, penjual buku bekas di Kota Malang banyak ditemukan di Pasar Wilis, Penulis sendiri lupa kapan pasar buku ini pindah ke Jalan Majapahit dan kemudian ke Jalan Wilis.
Baca juga: Spot Foto di Alun-alun Malang
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.