Banyak pecinta alam dan pendaki yang menjadikan Gunung Semeru sebagai destinasi pendakian di wilayah Jawa Timur. Namun, tak banyak yang mengetahui adanya legenda Gunung Semeru yang menjadi paku bumi Pulau Jawa.
Semeru hingga saat ini menjadi gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian mencapai 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung yang disebut pula Mahameru ini diyakini oleh mayoritas etnis Jawa sebagai tempat bersemayamnya para Dewa.
Dalam kitab kuno abad 15 yang dipercaya masyarakat Jawa diceritakan bahwa dulunya pulau ini mengambang di lautan luas dan terombang-ambing dipermainkan ombak. Pada suatu hari, Sang Hyang Siwa (Dewa Siwa) mendatangi pulau tersebut. Lantaran dilihatnya ada banyak pohon Jawawut, maka pulau itu diberi nama Jawa.
Legenda Gunung Semeru dan Pulau Jawa yang Terombang-ambing
Pulau Jawa diceritakan terombang-ambinh di lautan. Para Dewa pun memutuskan untuk “memakunya”.
Mereka pun memindahkan Gunung Meru di India ke atas Pulau Jawa. Dewa Wisnu kemudian menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa. Tugasnya menggendong Gunung Meru di punggung.
Sementara, Dewa Brahma menjelma menjadi ular panjang yang membelitkan tubuhnya bak tali yang mengikat gunung dan badan kura-kura. Gunung itu akhirnya dapat diangkut melalui lautan.
Sekejap saja, kedua dewa itu sudah selesai meletakkan Gunung Meru di bagian barat Pulau Jawa. Namun celakanya, berat gunung itu justru membuat ujung pulau bagian timur terangkat ke atas. Tak habis akal, Dewa Wisnu dan Brahma pun kemudian memotong Gunung Meru dan meletakkannya bagian ujung atasnya di ujung timur sebagai penyeimbang.
Potongan bagian bawah gunung yang diletakkan di sebelah barat akhirnya menjadi Gunung Pawitra. Gunung itu saat ini dikenal dengan nama Gunung Pananggungan.
Sementara itu, bagian utama dari Gunung Meru diletakkan di bagian timur Pulau Jawa. Sekarang ini gunung itu dikenal dengan nama Gunung Semeru. Kedua gunung ini disebut Paku Bumi Pulau Jawa.