Memiliki nama resmi Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, gereja ini merupakan salah satu gereja tertua Kota Malang selain GPIB Immanuel. Sesuai dengan nama julukannya, Gereja Kayutangan terletak daerah Kayutangan, salah satu kawasan paling bersejarah Kota Malang.
Gereja kayutangan ini sebenarnya secara tidak langsung memiliki hubungan dengan sejarah perkembangan arsitektur era Kolonial Hindia-Belanda.
Gereja ini termasuk golongan bangunan yang terbangun oleh arsitek ternama Belanda antara tahun 1900-1915. Sehingga masih satu golongan dengan bangunan Javasche Bank yang sekarang menjadi Bank Indonesia yang berdiri pada tahun 1914 dan Palace Hotel yang sekarang menjadi Hotel P yang mulai ada pada tahun 1916.
Arsitek yang merancang Gereja Kayutangan ini adalah Marius J. Hulswit yang termasuk seorang pelopor arsitektur colonial modern Hindia-Belanda sesudah tahun 1900. Hulswit sendiri adalah murid seorang arsitek Neo-gothik Belanda, maka tak heran jika Gereja Kayutangan memiliki gaya arsitektur Neo-gothik.
Menariknya, denah Gereja Kayutangan tidak berbentuk salib seperti pada umumnya gereja bergaya Gothic. Sebab, atapnya tidak terlalu tinggi, sehingga tidak ada penyangga yang sering kita kenal Fliying Buttress. Karena denahnya berbentuk kotak, gereja ini juga tidak memiliki ruang yang kita sebut double aisle atau nave seperti layaknya gereja-gereja Gothic.
Siapa sangka jika ternyata ciri khas Gothic pada lengkungan yang meruncing gereja itu ternyata mendapat pengaruh unsur Islami. Uniknya lagi, dalam kapel gereja terdapat banyak benda kuno, termasuk adanya Al Quran asal Tunisia yang merupakan peninggalan tahun 1920-an.
Nilai historis Gereja Kayutangan tak bisa lepas dari eksistensi umat Katolik sejak masa kolonial Belanda saat ke Malang. Salah satunya yaitu kehadiran Paroki Hati Kudus Yesus (HKY) yang dipimpin Romo Godefriedus Daniel Augustinus Jonckbloet, sejak tahun 1907.
Jika berkunjung ke Gereja Kayutangan ini, Anda bisa membaca tulisan batu murer pada bagian dalamnya. Tertulis dalam Bahasa Belanda yang jika terjemahkan mempunyai arti “Gereja ini persembahkan kepada Hati Kudus Yesus, berdiri berkat kemurahan hati dari Yang Mulia Monseigneur ES Luypen, rancangan oleh arsitek MJ. Hulswit dan semasa penggembalaan yang terhormat Romo GDA Joncbloet dan Romo FB. Meurs pada tahun 1905 telah terberkati oleh YM. Monseigneur Edmundus Sijbrandus Luypen, uskup Tituler dari Orope, Vikaris Apostolik dari Batavia”.
Baca juga artikel lain: Jembatan Mojopahit, Saksi Bisu Sejarah Malang