Tukar uang baru jelang Hari Raya Idhul Fitri sudah jadi tradisi di Malang. Jelang bergantinya Ramadhan menuju Lebaran, banyak warga Malang yang melakukannya.
Tradisi ini konon bermula dari kebiasaan masyarakat yang suka membagi-bagikan uang kecil kepada saudara atau tetangga yang masih kanak-kanak. Saat mereka berkunjung ke rumah untuk bersilaturahmi di hari yang fitri, maka saat pulangn mereka akan ‘disangongi’ beberapa lembar uang. Tradisi ini dikenal dengan sebutan galak gampil atau bahasa resminya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah salam tempel.
Pastinya, anak-anak akan lebih senang jika mendapatkan uang saku berupa uang baru, meskipun tidak menolak jika diberikan uang lama. Namun, ada yang beranggapan segala sesuatu yang baru akan menularkan semangat yang baru pula kepada mereka yang menerima uang tersebut.
Anggapan itu yang pada akhirnya ‘memaksa’ orang-orang untuk melakukan penukaran uang lama dengan pecahan uang baru. Sejak awal bulan Ramadhan, hingga puncaknya pada H-1 Lebaran, kadang orang-orang ini sudah sibuk mencari tempat penukaran.
Di Mana Bisa Tukar Uang Baru?
Sejak awal Ramadhan biasanya bank-bank yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia (BI) telah membuka diri melayani penukaran uang baru. Biasanya ada waktu-waktu tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bahkan, di beberapa kota, BI secara khusus meluncurkan mobil kasnya untuk turut membantu melayani masyarakat yang membutuhkan uang baru. Tempat-tempat penukaran uang baru yang resmi ini selalu dibanjiri masyarakat. Bahkan, mereka sampai rela mengantri sejak pagi sebelum tempat penukaran uang baru itu dibuka, dengan alasan takut tidak kebagian jatah.
Ada saja mereka yang masih tidak kebagian jatah uang baru. Kebanyakan mereka adalah para pegawai yang THR-nya telat keluar, sehingga harus sabar menunggu jika ingin menukarkan uangnya dengan uang baru.
Kalau tidak kebagian jatah uang baru, jangan khawatir. Sebab, saat ini sudah banyak lapak yang menyediakan jasa penukaran uang baru di pinggir jalan. Memang, para pelapak itu tidak cuma-cuma menyediakan jasa mereka. Untuk penukaran satu gepok uang baru dengan jumlah nominal tertentu biasanya dipungut uang lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah.
Penukaran Uang Baru Jadi Bisnis Musiman
Penukaran uang baru ini jadi bisnis musiman dewasa ini. Penyedia jasa tukar uang independen itu menjadi solusi alternatif bagi mereka yang tak kebagian uang baru dari bank.
Sementara, pengusaha yang memiliki modal besar, langsung bergerak cepat begitu Bank Indonesia membuka loket penukaran uang baru. Pastinya, jutaan rupiah rela mereka gelontorkan untuk mendapatkan uang baru yang akan mereka salurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk jasa penukaran uang.
Jasa penukaran uang baru yang bisa kamu temui di pinggir jalan juga menjadi solusi bagi mereka yang enggan antri panjang di bank. Untuk mendapatkan satu gepok uang pecahan dua ribu atau lima ribu rupiah, kamu cukup menepi dan turun dari kendaraan, lalu bertransaksi dengan pelapak. Kurang dari lima menit, segepok uang baru sudah berpindah ke tanganmu setelah membayarkan uang jasa yang umumnya tak lebih dari sepuluh ribu rupiah selisihnya.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.