Desa Pakis, Keamatan Pakis, Kabupaten Malang, konon memiliki sejarah panjang penamaannya. Jika daerah lain biasanya terinspirasi dari nama tumbuhan endemik wilayah tersebut, maka berbeda dengan daerah yang satu ini. Masyarakat percaya, ada cerita tentang seseorang bernama Pak Kis dalam perjalanan sejarah tempat tersebut.
Menurut penuturan para sesepuh, dulunya Desa Pakis merupakan hutan belantara yang membentang pada lereng sebelah barat Gunung Merbabu. Terdapat beberapa sungai yang mengalir dengan air jernih yang berasal dari mata air Gunung Merbabu dan sumber-sumber mata air lainnya.
Air ini merupakan sumber bagi kehidupan ekosistem setempat. Berbagai macam satwa yang hidup di dalamnya sangat bergantung pada mata air tersebut. Salah satu hewan yang masih menghuni dan kerap muncul yakni Harimau Jawa. Tak hanya itu, banyak kera yang juga masih hidup bebas di sekitar hutan Gunung Balak. Selain hewan, tumbuhan alami juga masih tumbuh subur dan baik. Salah satunya adalah jenis pohon Pakis Taji atau juga populer dengan nama Paki Haji.
Seorang dari Demak
Masih dari sumber yang sama, sesepuh desa, suatu hari datanglah seseorang yang berasal dari Kerajaan Demak. Beliau bernama Kiswo Hardono atau ada juga yang menyebut Kisworo. Beliau memang sengaja mengasingkan diri dan menjauh dari keramaian di kerajaan.
Tujuannya ini untuk mencari ketentraman hidup dan lebih mendekatkan diri kepada sang Penguasa Alam. Ada juga yang mengatakan beliau sedang mencari arti ‘jatining diri’ dan menambah berbagai macan ilmu. Dalam misinya ini, Kiswo Hardono atau Kisworo datang bersama beberapa penderek atau pengikut yang telah membantunya dari Demak. Mereka adalah Mbah Burik dan Nyai Burik serta Mbah Tambang dan Nyai Tambang.
Berbekal kemauan yang keras dan kemampuannya sendiri, Kiswo Hardono dibantu para pengikutnya mulai membabat hutan. Mulanya, tempat yang terpilih menjadi permulaan adalah tempat yang subur akan tumbuhan Pakis Taji. Tujuan utamanya adalah untuk tempat tinggal atau bermukim.
Selanjutnya, mereka membuat lahan pertanian untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhannya. Kiswo terus bekerja dan berjuang sambil senantiasa mendekatkan diri kepada sang Pencipta untuk memohon ilmu yang berguna bagi kehidupannya.
Desa Pakis alias Tempat Pak Kis
Keberadaan Kiswo menarik perhatian para penduduk sekitar hutan. Mereka datang untuk menimba ilmu pertanian, ilmu kanuragan, atau meminta pertolongan demi kesembuhan penyakit mereka. Seiring berjalannya waktu, tempat atau pemukiman itu pun bertambah ramai dan menjadi sebuah perkampungan.
Dalam perkampungan tersebut, sosok Kiswo sangat berpengaruh dan dihormati oleh seluruh warga. Kiswo menjadi salah satu pendiri kampung sekaligus sesepuh bagi warga. Ia pun menjadi tempat bagi warga yang ingin meminta petunjuk dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan. Kiswo juga menjadi tempat bagi warga yang mau meminta pertolongan bagi kesembuhan penyakitnya. Lambat laun muncul panggilan “Pak Kis” oleh warga kepadanya.
Keberadaan “Pak Kis” sebagai tokoh dan sesepuh mulai tersebar luas ke daerah sekitar. Banyak warga datang ke tempat “Pak Kis” untuk meminta berkah dalam berbagai hal. Seiring perjalanan waktu, karena saking banyaknya para warga yang datang ke “Pak Kis” maka pemukiman atau dusun tempat tinggal Kiswo Hardono atau Kisworo itu terbiasa disebut “Pakis” yang tak lain adalah nama panggilannya.
Masih dengan Desa yang namanya terinspirasi dari seorang tokoh, yang satu ini malah menjadi sebuah legenda. Baca: Nama Desa Ngijo dan Legenda Kebo Ijo