Kekeluargaan Jadi Kunci Utama Arema Lolos ke Final Piala Presiden 2024

- Advertisement -

CEO Iwan Budianto mengatakan kekeluargaan jadi kunci utama Arema lolos ke final Piala Presiden 2024. Menurutnya, hal positif ini merupakan kultur yang ada dan terus akan dipertahankan di Arema.

IB, sapaan akrab Iwan mengaku memilih Joel Cornelli sebagai pelatih kepala musim ini lantaran si pelatih siap menerima setiap kultur di Arema. Kultur itu harus diadaptasi pelatih dalam menjalankan programnya.

Bagi pemain yang pada musim sebelumnya sudah gabung Arema, tentu bisa memahami tentang kultur ini. Selain pelatih, pemain asing dan pemain lokal anyar pun harus menyesuaikan diri dengan kultur tersebut.

“Kultur sepak bola di Indonesia tentu berbeda, khususnya di Arema. Misalnya, pemain Brasil itu kalau di hari pertanidngan malam gak mau bangun pagi, pasti siang-siang. Kalau di Arema beda,” kata IB dalam channel Tommy Desky.

“Kalau di Arema, main malam hari, pasti pagi harinya ada senam-senam kecil. Di situ biasanya ada komunikasi informal yang agak lebih penting daripada komunikasi formal ketika meeting bersama tim. Di situ pemain mencari keringat sambil membahas lawan.”

Contoh Sukses Obrolan Informal Sebelum Final Piala Presiden 2024

IB memberikan sedikit contoh isi obrolan informal di antara pemain Arema yang berbuah sukses meloloskan mereka ke final Piala Presiden 2024. Pria asli Malang itu menerangkan contoh dari dua pemainnya, Lucas Frigeri dan Muhammad Rafli.

Pagi hari jelang laga semifinal melawan Persis Solo, Rafli terlibat obrolan dengan Charles Lokolingoy. Sebagai pemain yang pernah tampil di Timnas, Rafli mencoba berbagi kelebihan dan kekurangan Muhammad Riyandi, kiper Persis kepada Lokolingoy.

“Kekurangan Riyandi ketika bola kembali ke kakinya. Sarannya, jika ada kesempatan untuk mendekat kepada dia, lakukan pressing, maka kamu akan mendapatkan sesuatu. Itu terbukti di lapagan,” imbuhnya.

“Makanya setelah Lokolingoy bikin gol, dia lari kepada Rafli dan berulang kali memeluknya. Itu salah satu bukti kekeluargaan di tim Arema saat ini,”

Contoh lain dialami oleh Frigeri ketika berhasil menggagalkan penalti pemain Bali United, Everton Nascimento. Ada informasi yang masuk kepada kiper asal Brasil itu tentang kebiasaan Everton dalam menendang penalti.

Everton yang pernah membela PSM diketahui kerap mengeksekusi bola mati ke arah kanan. Hal itu diketahui dari video-video pertandingan penyerang asal Brasil itu yang ditonton bersama-sama oleh pemain Arema.

“Ketika main di PSM, dia lima kali menendang penalti, tiga kali dia menendang ke kanan, satu kali ke kiri, dan 1 kali gagal. Kalau menendang ke kiri dia lemah, makanya kemungkinan dia lebih banyak menedang ke kanan,” terang IB.

“Ternyata itu benar, dia menendang ke kanan dan Frigeri bisa menepis di posisi tersebut. Suasana kekeluargaan dan saling support di antara pemain yang seperti ini yang terus kita pertahankan.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya