Ada sejumlah cara untuk menangkal pagebluk yang belakangan dihubung-hubungkan dengan pandemi covid-19. Warga Malang Raya pun punya cara sendiri untuk melakukan ritual tolak balak.
Seiring meningkatnya angka kematian karena kasus covid-19 belakangan ini, kabar duka menjadi hal lumrah yang terdengar di telinga. Setiap hari ada saja berita kematian tetangga yang disiarkan melalui corong pengeras suara di mushola dan masjid di sekitar.
Tak heran jika warga di Malang Raya banyak yang menggelar ritual tolak balak. Warga di Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu melakukan selamatan kampung.
Ritual tolak balak memang identik dengan masyarakat Jawa kuno. Ritual ini biasanya berisi tari-tarian adat, doa memohon keselamatan, larung sesaji, pesta syukuran menghadirkan banyak makanan, dan lain-lain.
Menangkal Pagebluk dengan Menyajikan Serabi dan Lepet
Makanan serabi dan lepet identik dengan acara ritual tolak balak di wilayah Malang Raya. Kedua makanan itu kerap menjadi media yang disajikan sebagai bentuk permohonan doa keselamatan atas suatu pagebluk yang terjadi.
Biasanya, warga satu kampung/dusun berkumpul di satu tempat yang sudah ditentukan dengan membawa ‘sesaji’ berupa serabi dan lepet. Ada pula yang membawa nasi beserta lauknya, serta buah-buahan.
Mereka berkumpul di situ untuk memanjatkan doa bersama-sama, seperti memaca istigotsah, surat Yaasiin, atau pun tahlilan. Setelah berdoa bersama, mereka bakal menyantap makanan yang sudah saling ditukar sebelumnya.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.