Malam Jumat legi identik dengan malam keramat bagi sebagian orang, tak terkecuali warga Dusun Kemulan Tumpang, Kabupaten Malang. Malam ini memberikan energi spiritualitas tersendiri untuk memainkan kesenian jaranan. Berbeda dengan jaranan dari daerah lain, di Malang disebut Jaran Dor, sebuah gambaran karakter malangan yang keras, berani, dan jujur.
Kesenian jaranan ini sarat dengan energi magis. Bagaimana tidak, dalam pelaksanaannya terdapat ritual-ritual khusus bahkan sebelum kegiatan dimulai. Sejak sore hari, pawang jaranan akan melakukan ritual nyetreke, yakni sebuah ritual pemberian sesaji cok bakal.
Malam harinya, kegiatan jaranan dimulai dengan alunan gendhing-gendhing pembuka sebagai pujian untuk Yang Maha Kuasa. Peralatan musik Jaran Dor tergolong sederhana karena tidak satu pun diantaranya berbahan dasar logam, melainkan hanya terbuat dari kulit atau kayu. Alat-alat musik ini diantaranya Jedor, Kendang, Angklung, dan Kentongan.
Bersamaan dengan dimulainya gendhing pembuka, pawang Jaran Dor akan mulai membaca mantra-mantra pujian pada Yang Maha Kuasa. Sebuah momen sakral dalam pertunjukan jaranan. Selanjutnya, penari yang berjumlah 6 orang akan memasuki tempat pertunjukan sambil menari mengikuti musik.
Atribut Jaran Dor
Penari Jaran Dor mengenakan atribut lengkap saat pertunjukan. Baju yang dikenakan berupa atasan dan celana pendek se-lutut. Umumnya, baju yang dikenakan didominasi warna hitam dan merah. Aksesoris yang dikenakan seperti udeng (pengikat kepala), sapu tangan merah yang dikalungkan di leher, stagen hitam di pinggang, lalu dibalut selendang tiga warna: hitam, merah, dan putih. Tak hanya itu, setiap pemain akan mengenakan gonseng atau krimpying pada pergelangan kakinya.
Filosofi Warna Jaran Dor
Kesenian Jaran Dor identik dengan warna putih, merah, dan hitam. Masing-masing warna ini ternyata memiliki filosofi tersendiri. Warna putih (seto) merupakan simbol manusia yang terahir sebagai makhluk yang suci, tanpa dosa. Kemudian warna merah (wreto) menggambarkan proses dalam hidup yang penuh permasalahan, tantangan, dan pengorbanan. Selain itu, warna hitam (cemani) melambangkan akhir dari kehidupan ini.
Baca juga: Wayang Topeng Malang, Sudah Tahu Siapa Saja Karakternya? (Part 1)
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.