Sebagai tempat bersantai bagi Belanda di masa lampau. Malang memiliki tempat untuk menghabiskan uang di arena taruhan. Salah satu tempat itu adalah Lapangan Pacuan Kuda.
Lapangan Pacuan Kuda tersebut saat ini memang sudah tidak berbekas, namun cerita keseruan golongan priyanyi dan masyarakat Belanda menghabiskan ratusan gulden bisa terekam dari foto-foto yang dimiliki oleh Tropen museum.
Lapangan tersebut cukup luas, lokasinya kalau sekarang ada di Politeknik Kesehatan Malang, terbentang dari Jalan Pahlawan Trip hingga Jalan Jakarta dengan gerbang yang menghadap ke Timur.
Di masa Kemerdekaan, di sekitar lokasi pacuan kuda di sisi selatan menjadi tempat yang menyedihkan bagi Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), mereka terlibat pertempuran tidak seimbang dengan tentara Belanda yang menyerbu Malang. Banyak diantaranya yang gugur membela Indonesia. Hingga sekarang, tempat tersebut diber nama Jalan Pahlawan Trip.
Pesatnya pembangunan memaksa area yang tersebut berubah, karena bisa jadi atau kemungkinan balap kuda dianggap kurang begitu menarik dibandingkan sepakbola ataupun olahraga lain.
Sekitar tahun 1960-an terjadi alih kepemilikan di lokasi tersebut. Karena area olahraga sudah dipusatkan di kawasan Stadion Gajayana.
Sehingga menjadi kawasan tersebut menjadi perumahan elit dan kawasan pendidikan karena kebutuhan dari warganya. Di tahun 90-an, pacuan kuda benar-benar tidak berbekas. Mungkin, satu-satunya jalan untuk mengenal tempat itu adalah penyebutan lokasi di pintu gerbang pacuan kuda. Lokasi tersebut dinamai Simpang Balapan.
Discussion about this post