Kisah Parthayajna yang ada pada relief Candi Jago berawal pada saat para Pandawa sedang putus asa karena Yudhistira telah kehilangan segala miliknya waktu bermain dadu dengan Kurawa. Kini mereka akan berangkat dari Hastina, memasuki masa pembuangan yang akan berlangsung selama 12 tahun.
Saat itu ketika Pandawa dan Kurawa saling berjudi dadu. Hal ini sesuai dengan cerita dari relief Mahabarata candi Jago. Dalam perjudian tersebut bercerita bahwa Pandawa kalah sehingga harus menyerahkan seluruh hartanya. Pandawa pun akhirnya pergi menuju hutan dengan membawa serta ibu mereka yaitu Kunti, juga Drupadi, serta para Punakawan.
Pandawa tak menyerah begitu saja. Hutan tempat mereka mengasingkan diri, mereka merencanakan taktik untuk melawan Kurawa. Mereka pun memutuskan untuk melawan Kurawa dengan bantuan para Dewa. Untuk mendapatkan bantuan tersebut, seorang yang berangkat dari mereka, Arjuna harus melakukan tapa brata Gunung Indrakila.
Gunung Indrakila terpilih karena merupakan tempat para dewa berada. Lokasi gunung Indrakila masuk dalam jajaran gunung Semeru. Sebelum berangkat, Arjuna berguru terlebih dahulu kepada penasihat rohani Pandawa mengenai tata cara melakukan tapa brata. Untuk melakukannya, Arjuna terlebih dahulu juga harus menemui mahaguru ajaran dan praktek Siwadharma, Rsi Dwipayana.
Dalam perjalanan menuju gunung Indrakila, Arjuna bertemu dengan dua pertapa perempuan.
Arjuna pun menceritakan maksud perjalanannya dan mendapat sambutan baik oleh pertapa tersebut. Mereka menjelaskan bahwa daerah yang sedang Arjuna datangi tersebut adalah daerah pertapaan Wanawati. Pertapaan tersebut oleh Mahayani, seorang wanita dari kalangan bangsawan.
Mahayani memberi bekal kepada Arjuna. Salah satunya yakni mengenai halahayu. Halahayu adalah kejadian baik dan buruk yang pasti akan selalu terjadi. Jika manusia tersebut kuasai oleh rajas dan tamas, maka akan muncul perbuatan jahat. Arjuna pun harus belajar menguasai emosinya terlebih dahulu agar kejadian yang sudah pernah teralami keluarganya tak terjadi lagi.
Setelah menemui Mahayani, Arjuna terus melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan tersebut, Arjuna bertemu dengan Dewi Sri yang merupakan dewi pelindung istana Indraprastha. Dewi Sri meramalkan bahwa Arjuna akan menerima senjata untuk dapat kembali ke istana dari Hyang Kirata. Sama halnya dengan Mahayani, Dewi Sri juga memberi bekal terhadap Arjuna.
Perjalanan pun berlanjut hingga akhirnya Arjuna bertemu Kama dan Ratih, dewa dan dewi asmara. Disana, Kama meramalkan bahwa Arjuna akan tinggal di surga dan Kama pun menunjukkan jalan ke gunung Indrakila dengan pertapaan rsi Dwipayana di sisi timur laut. Untuk kesana pun tidak mudah, Arjuna harus melawan Nalamala. Nalamala adalah raksasa berkepala tiga, yaitu kepala raksasa, kepala gajah, dan kepala garuda. Hanya ada satu cara untuk mengalahkannya yaitu dengan meditasi Siwa (nala cintyamani).
Ternyata benar apa yang dikatakan Kama, dalam perjalanannya, Arjuna harus berhadapan dengan kelompok raksasa dengan Nalamala pemimpinnya. Arjuna pun mempraktekkan saran Kama untuk melawan dengan nala cintyamani. Pasukan Nalamala pun mundur dan mengancam untuk nanti kembali beradu kekuatan dengan Arjuna.
Hingga sampailah Arjuna ke tempat Rsi Dwipayana. Rsi Dwipayana mengajari Arjuna cara untuk memperoleh pembebasan dengan bantuan dewa. Setelah kira-kira satu tahun melakukan tapa brata, Arjuna pun mendapatkan senjata yang diberikan oleh Hyang Kirata atau Siwa seperti yang diramalkan Dewi Sri.
Baca juga artikel lain Awal Mula Cerita Candi Singosari Ditemukan