Salah satu kerajaan besar yang ada di Malang yakni kerajaan Singhasari. Menurut Sejarah, kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok. Setelah dikuasai oleh keluarga Ken Arok, tahta kemudian berlanjut pada kerajaan Majapahit. Jika ditelisik lebih lanjut, terdapat perbedaan antara kitab Nagarakretagama dan Pararagon dalam penyampaian cerita turun temurun raja ini. Setidaknya ada dua raja yang disebut dalam pemerintahan kerajaan Singhasari.
Pararaton vs Nagarakertagama
Dari versi kitab Pararaton, kisah raja-raja Tumapel diwarnai dengan pertumpahan darah dan berlatar belakang pembalasan dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati, anak tirinya sendiri. Anusapati kemudian dibunuh Tohjaya, anak Ken Arok dengan salah satu selirnya. Lalu nyawa Tohjaya berakhir di tangan Ranggawuni alias anak dari Anusapati. Setelah pergantian raja dengan pertumpahan darah, hanya Ranggawuni yang digantikan secara damai oleh putranya, Kertanagara.
Sementara itu di versi kitab lain, Nagarakertagama, tidak disebutkan adanya pembunuhan terhadap raja-raja sebelumnya pada pergantian pewaris tahta kerajaan. Bukan hal yang aneh karena mengingat kitab ini merupakan kitab pujian untuk Hayam Wuruk, raja Majapahit. Peristiwa-peristiwa pertumpahan darah leluhur Hayam Wuruk dalam pergantian posisi raja tersebut dianggap sebagai aib.
Diantara para raja Singhasari diatas hanya Wisnuwharda dan Kertanagara saja yang didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejahteraan mereka. Dalam prasasti Mula malurung (yang dikeluarkan kartanegara atas perintah wisnuwhardana) ternyata menyebutkan Tohjaya sebagai Raja Kediri bukan Raja Tumapel.
Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun1255 selaku raja bawahan di Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari.
Raja Singhasari
Inilah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton.
Ken Arok (1222–1227)
Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima tahun (1222–1227). Kemudian pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan Anusapati alias anak tiri Ken Arok sendiri. Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa–Buddha.
Anusapati (1227–1248)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka tahta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa (tempat kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.
sumber: situs kerajaan Singhasari
Baca juga: Pendidikan Jawa Kuno, Kadewaguruan