Di antara jernihnya mata air Sumber Taman di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, terdapat deretan pohon tua. Di antaranya ada sepasang pohon yang menyimpan legenda yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal-usul pemandian tesebut.
Malang memang memiliki banyak pilihan objek wisata alam, tak terkecuali wisaya sumber mata air. Salah satunya tentu Sumber Taman yang terletak di perbatasan Desa Karangsuko dan desa Brongkal. Meski masih belum diresmikan sebagai lokasi wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah, namun nama sumber mata air ini sudah kondang di kalangan wisatawan lokal di wilayah Malang Selatan. Tak heran jika objek wisata ini termasuk ramai oleh pengunjung.
Selain menawarkan kesegaran dan kejernihan mata airnya, Sumber Taman juga terkenal dengan keteduhan beberapa pohon tua besar yang menaungi. Banyak pengunjung yang merasa nyaman bersantai di bawahnya. Dari penampakannya, pohon-pohon yang mengelilingi sumber mata air tersebut diduga sudah berusia ratusan tahun.
Jika dilirik, terdapat dua pohon tua besar yang bisa dibilang sebagai maskot di Sumber Taman. Konon dua pohon itu menyimpan cerita legenda. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat setempat, sumber mata air itu dahulunya merupakan lokasi sebuah taman yang indah.
Alkisah, ada seorang kakek tua yang berjalan melewati taman tersebut. Ketika sampai di taman, kakek itu berhenti sejenak karena kelelahan. Si kakek melihat ada sepasang kekasih yang sedang berduaan di taman tersebut. Karena lelah dan lapar, maka sang kakek mencoba meminta sedikit makanan yang dibawa oleh sepasang kekasih tersebut. Sayangnya, alih-alih mendapatkan apa yang dimau, si kakek justru dibentak oleh pasangan kekasih tersebut. Tak disangka, sang kakek marah pada mereka berdua. Mendadak, tubuhnya berubah menjadi sesosok ular raksasa. Dengan murka kemudian si kakek mengutuk pasangan kekasih itu menjadi dua pohon besar. Anehnya, kedua pohon jadi-jadian itu di bawahnya memancarkan air yang begitu deras.
Si kakek yang sudah menjelma menjadi ular raksasa kemudian berdiam di dua pohon besar tersebut. Kian hari, aliran air dari bawah pohon itu semakin deras. Lambat laun, air itu membentuk sebuah genangan besar yang kini lebih dikenal dengan nama Sumber Taman.