Aremania kawal autopsi korban Kanjuruhan Disaster 2 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) pagi. Tim Gabungan Aremania (TGA) mengajukan 10 orang untuk ikut menyaksikan secara langsung proses autopsi tersebut.
Sejak pagi, TGA sudah standby di area pemakaman menantikan proses penggalian makam dua putri Devi Athok yang meninggak dalam Tragedi Kanjuruhan. Perwakilan dari mereka sudah bernegosiasi dengan pihak kepolisian untuk pengajuan perwakilan menyaksikan autopsi.
Perwakilan TGA, Dadang Hermawan mengaku sudah mengutus 10 orang terkait hal ini. Hanya saja, belum ada kepastian mereka diizinkan pihak kepolisian untuk masuk ke area teknis autopsi.
“Kami sudah berkomunikasi dengan pihak yang berwajib. Untuk prosesi autopsi ini kita sudah memberi surat utusan kepada 10 orang tim TGA untuk datang dan mengawal langsung. Tapi, dari bapak kepolisian belum bisa memastikan berapa orang yang boleh masuk, takutnya mengganggu proses otopsi katanya,” kata Dadang.
Hadir Langsung ke TPU Wajak, Aremania Kawal Autopsi Korban Kanjuruhan Disaster 2
Dadang menyebut, selain belasan yang sudah hadir di lokasi sejak pagi, ada banyak Aremania lain yang siap merapat. Hanya saja, TGA belum bisa memastikan berapa jumlahnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian mengenai perwakilan TGA yang diizinkan memantau langsung proses autopsi. Perwakilan TGA pun cuma standby di pintu TPU Wajak.
“Kami belum bisa memastikan berapa Aremania yang hadir, soalnya kita juga gak bisa memperkirakan berapa yang datang, karena ini spontanitas, teman2-teman ingin mengawal usut tuntas,” imbuhnya.
Harapan Tim Gabungan Aremania Terkait Proses Autopsi
Dadang menambahkan, Tim Gabungan Aremania berharap proses autopsi bisa menjadi titik terang penyebab kemartian korban. Meski sudah jelas dari ciri fisik jenazah korban, menunjukkan mereka meninggal seperti orang yang kekurangan oksigen.
“Harapannya, autopsi ini bisa menjelaskan bahwa kondisi korban meninggal disebabkan apa. Kalau dari rekan-rekan dan keluarga korban, sudah menerangkan saat posisi jenazah dimandikan,” sambungnya.
“Untuk adik Lala, dari leher ke atas biru dan mengeluarkan busa, sedangkan adik Tasya (kakaknya) dari sebagian dada ke atas lebam biru, dan mengeluarkan darah dari telinga dan hidung.”