3 Filosofi Fernando Valente di Arema yang Mengingatkan Aremania Kepada Eduardo Almeida

- Advertisement -

Setidaknya ada tiga filosofi Fernando Valente yang mengingatkan Aremania kepada era kepelatihan Eduardo Almeida di Arema. Kebetulan kedua pelatih tersebut sama-sama berasal dari Portugal.

Almeida yang melatih Arema di Liga 1 2021-2022, dengan permainan membosankannya membawa tim ini finish di peringkat 4 klasemen akhir. Setelah itu, gelar juara Piala Presiden 2022 pun dipersembahkannya.

Namun, setelah mendapatkan perpanjangan kontrak berdurasi dua musim, kariernya di Arema berakhir di Pekan 8 Liga 1 2022-2023. Tak sedikit Aremania yang mengeluhkan gaya main Arema yang tak ‘Singo Edan’ banget kala itu.

Inilah 3 Filosofi Fernando Valente di Arema yang Mengingatkan Aremania Kepada Eduardo Almeida

1. Bertahan Bersama-sama Dengan Bola

Fernando Valente berpikir saat timnya kehilangan bola, maka semua pemain harus melindungi gawang. Semua pemain Arema, tanpa terkecuali juga harus terlibat dalam prinsip bertahan.

Namun, saat menguasai bola pun, bisa berarti timnya dalam formasi bertahan. Sebab ketika lebih lama penggawa Singo Edan menguasai bola, maka lawan tak akan bisa mencetak gol.

“Bertahan itu tentang organisasi, komunikasi, memenangkan duel, dan ketika kita menang duel kita merasa gak sendirian. Ide kita ide tentang kolektivitas tim, itu membuat pertahanan bisa lebih mudah dilakukan,

2. Menyerang Pun Bersama-sama

Dalam menyerang, Fernando Valente pun lebih menekankan adanya prinsip kebersamaan di dalam tim Arema. Hal itu akan mereka lakukan ketika berhasil merebut bola dari kaki lawan dan menguasainya.

“Saat kita sedang menguasai bola, semua pemain paham bagamana caranya menyerang. Itu bukan berrati kita gak bisa kebobolan, tapi apa yang kita mau kita mencetak gol. Itu tujuan kita, di sepak bola kita harus fokus mencetak gol,” imbuhnya.

“Bermain sepak bola itu juga tentang keseimbangan. Kita akan membuat perbedaan dengan ide-ide saya, bagaimana menyeimbangkan tim ini. Kita mencoba menjaga keseimbangan itu dengan organisasi tim. Apa yang kita lakukan adalah meningkatkan tim secara bertahan dan menyerang.”

3. Yang Penting Menang

Terakhir, Fernando Valente pun ternyata penganut filosofi yang penting menang. Mau dengan skor berapa pun baginya tak masalah, asalkan di akhir laga timnya meraih tiga poin.

Bedanya, Eduardo Almeida ingin meraih kemenangan, entah itu bermain bagus ataupun jelek. Bahkan, di eranya, Arema sering menang lewat gol-gol bola mati, baik tendangan bebas dan penalti.

  1. “Mencetak gol kemenangan adalah tujuan bermain sepak bola. Tapi, kalaupun hasil akhirnya kita menang hanya dengan skor tipis 5-4 sekalipun, yang penting akhirnya kita menang,” pungkasnya.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya