Pelatih Arema Bikin Kurikulum EJ Cerdas Untuk Sepak Bola Jawa Timur

- Advertisement -

Pelatih Arema, Joko Susilo bikin kurikulum EJ (East Java) Cerdas untuk sepak bola Jawa Timur. Dalam prosesnya, pelatih yang akrab disapa Gethuk itu menggandeng sejumlah tokoh sepak bola dan akademisi.

Selain Gethuk, ada pelatih-pelatih ternama seperti Uston Nawawi, dan Muhammad Alhadad yang tergabung dalam komite teknik PSSI Jatim. Mereka dibantu tim perumus, yakni Fakhri Husaini, Hanafing, Dr. Imam Syafii, M.Kes.(PKO Unesa), Mochammad Purnomo, M.Kes. (VKO Unesa), dan Kurnia Sandy.

Menurut Gethuk, kurikulum ini dibuat untuk pengembangan sepak bola usia dini, khususnya di Jatim. Sekolah Sepak Bola (SSB), akademi klub profesional dan pelaku grassroot lainnya bisa menggunakannya sebagai panduan.

“Persaingan pesepak bola sekarang semakin ketat di level klub maupun tim nasional, makanya kita siapkan generasi selanjutnya. Kalau PSSI pusat bikin Filanesia, maka PSSI Jatim yang di daerah bikin kurikulum ini untuk melengkapi,” kata Gethuk.

“Ini juga sesuai omongan FIFA, bahwa Indonesia ini punya karakter yang berbeda, maka harus mencari dan menciptakan metode sendiri. Kalau mencontoh asing terus maka kalah terus, harus berani berubah dan memulai.”

Pelatih Arema Bikin Kurikulum EJ Cerdas Gratis

Gethuk memastikan karyanya bersama tim komite teknik PSSI Jatim ini tidak dikomersilkan. Pelatih asli Cepu itu siap memberikannya secara gratis kepada pelatih yang membutuhkan panduan dalam melatih usia dini.

“Buku kurikulum ini gratis, gak bayar. Sudah saya tawarkan kepasa Askab dan Askot PSSI dan sejumlah SSB. Ini atas dasar sosial, gak mau saya komersilkan,” imbuhnya.

Namun demikian, Gethuk keberatan membagikan versi pdf atau soft copyannya demi menghindari plagiasi. Sebab proses pembuatannya saja memakan waktu hingga 4 tahun dalam penyusunan file-nya.

“Kalau ada yang mau saja silakan minta, nanti saya kirim dalam bentuk buku, bukan pdf,” sambung pelatih berusia 53 tahun itu.

Hanya Dasar, Tergantung yang Mengembangkan

Gethuk menegaskan, kurikulum EJ Cerdas ini hanyalah dasar sebagai pedoman. Untuk pengembangan nantinya bisa berbeda-beda tergantung penggunanya.

“Kurikulum ini hanya dasar, yang bisa dikembangkan dengan standar dan karakter masing-masing pelatih dan tim. Nanti yang paling berperan sebagai ujung tombaknya Direktur Teknik dan pelatih yang bersentuhan langsung dengan pemain di lapangan,” tambahnya.

Dicontohkannya, dua-tiga SSB dengan cara bermain, filosofi dan karakter pelatih yang berbeda-beda tetap bisa memakai kurikulum EJ Cerdas ini sebagai pegangan. Sebab, kurikulum ini sudah mencakup banyak hal yang dibutuhkan pelatih grassroot di dalamnya.

“Tapi, sebagus apa pun orang bilang buku ini, kalau pelatihnya gak mau belajar ya kosong hasilnya. Jadi peran pentingnya ada pada mereka,” pungkas pelatih berlisensi AFC A Pro itu.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya