Cerita Jungkir Baliknya Direksi Arema di Tengah Covid-19

- Advertisement -

Pandemi covid-19 yang menyerang negeri ini menyisakan cerita jungkir baliknya direksi Arema. Mereka harus tetap menghidupi klub kebanggaan Aremania ini tanpa pemasukan sepeserpun lantaran Liga 1 2020 dihentikan sementara.

Media Officer Arema, Sudarmaji menjelaskan, selama pandemi covid-19, pihak klub kehilangan potensi pemasukan dari sektor ticketing, merchandise, dan sponsor. Hal itu memaksa direksi klub untuk berjuang sekuat tenaga menggolontorkan kocek pribadinya demi terus menghidupi Arema.

Tak heran jika sejak Liga 1 2020 vakum 15 Marey lalu, hingga sekarang ini Sudarmaji menyebut proyeksi keuangan Arema dalam kondisi devisit. Menurutnya, untuk mencegah agar devisit anggaran tidak semakin besar, kompetisi harus segera diakhiri permanen.

“Beruntungnya Arema ini punya direksi yang luar biasa, gila bola. Mengelola Arema bukan cuma mengelola klub, tapi juga bagaimana mempertahankan kultur dan imej. Di saat klub lain mungkin membubarkan diri, direksi Arema mati-matian mencari uang untuk menghidupi klub,” kata Sudarmaji.

Jungkir Baliknya Direksi Arema Menggaji Tim dan Karyawan

Di tengah tak adanya pemasukan, direksi Arema punya tanggungan menggaji tim dan karyawan Kandang Singa, sebutan untuk kantor klub Arema. Sudarmaji menjelaskan total seluruhnya ada sekitar 50-an personel, yang meliputi pelatih,pemain, offisial tim, karyawan kantor, pelatih dan offisial akademi.

Sesuai amanah PSSI, Arema tetap membayar 25 persen gaji pelatih dan pemain meski kompetisi tengah vakum dengan status force majeure. Kalau gaji pelatih dan pemain dipotong 75 persen, gaji offisial dan karyawan tetap diberikan 100 persen.

“Gaji karyawan sejak Maret tidak dipotong seperti gaji pelatih dan pemain, ini kebijakan direksi. Mungkin banyak klub yang sampai merumahkan karyawannya, tapi Arema tidak. Dari mana sumbernya? Ada direksi yang sampai ‘nyekolahkan’ (menggadaikan) BPKB mobil,” imbuhnya.

Dua Bulan di Tengah Pandemi Covid-19 Arema Keluarkan 1,2 M

Pengeluaran Arema sejak Maret-April di tengah pandemi covid-19 ditaksir mencapai Rp1,2 miliar. Sudarmaji menyebut pengeluaran tersebut tetap jalan meski keuangan klub mengalami devisit karena kehilangan banyak potensi pemasukan.

“Apalagi jelang lebaran seperti sekarang ini, biasanya ada tradisi memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Idhul Fitri,” tandas pria asal Banyuwangi itu.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya