Desainer Pakaian Asal Malang Ikut Suarakan Usut Tuntas Kasus Kanjuruhan Disaster 2 Lewat Karyanya

- Advertisement -

Desainer pakaian asal Malang, Mutiara Syarif ikut suarakan usut tuntas kasus Kanjuruhan Disaster 2 lewat karyanya. Karya itu diperagakan dalam kompetisi Fashion Upcycling di Ciputra Mall Surabaya, Sabtu (12/11/2022) lalu.

Yang cukup membanggakan, karya yang mengusung harapan arek-arek Malang tentang rasa keadilan itu berhasil meraih juara dua. Memang, desain yang ditampilkannya itu menyita perhatian.

Mutiara mengusung tema “Disaster, dari Malang untuk Malang”. Inspirasinya menciptakan karya tersebut dari apa yang dilihatnya pasca 40 hari Tragedi Kanjuruhan.

Dengan tema itu, Mutiara menggabungkan berbagai bahan dan barang daur ulang menjadi satu, seperti spanduk Aremania yang menuntut keadilan, police line, hingga beberapa foto tragedi. Terciptalah sebuah busana yang penuh rasa duka.

Kepiluan Atas Kasus Kanjuruhan Disaster 2 Jadi Inspirasi

Mutiara mengungkapkan inspirasinya membuat pakaian yang menyiratkan kepiluan atas kasus Kanjuruhan Disaster 2 tersebut. Inspirasi didapatnya saat 40 hari tragedi tersebut.

Pada momen itu, Mutiara melintasi Alun-alun Tugu, Kota Malang saat malam hari. Di sana terlihat keranda mayat berjajar, lengkap dengan foto-foto 135 korban.

“Tepat setelah 40 hari, Rabu malam saya lewat Alun-alun Tugu melihat banyak keranda dan foto korban. Ternyata banyak juga perempuan yang menjadi korban, itu yang menyentuh hati saya,” kata Mutiara.

Mengambil Spanduk Usut Tuntas di Jalanan

Menariknya, pakaian yang menuai kekaguman dari banyak Aremania itu hanya dipersiapkannya dalam dua hari saja, karena Mutiara harus sudah berangkat ke Surabaya pada Jumat (11/11/2022). Karenanya, hanya 3 spanduk di jalanan yang diambilnya sebagai bahan.

Jika dilihat, pada bagian atas busana buatannya ada spanduk dengan tulisan-tulisan menyentuh. Mulai dari tulisan “Kemana Keadilan, yang Ada Cuci Tangan”, “Stop Anarkis”, “#PrayforArema”, “Gas Air Mata vs Air Mata Ibu”, hingga yang bawah bertuliskan “Kami Diserang Jadi Korban, Tapi Disalahkan”.

“Saya sempat coba pakai kain bekas di rumah, terus saya pilox tapi hasilnya jelek. Akhirnya saya ambil di jalan itu, gak izin karena gak tahu (harus izin kepada siapa). Terus saya diajak zoom sama temen-temen Aremania, katanya gak apa-apa,” bebernya.

Beberkan Makna di Balik Karyanya

Mutiara membeberkan makna di balik karyanya yang dihiasi foto-foto Tragedi Kanjuruhan yang dikelilingi police line. Menurutnya, makna yang ingin diungkapnya lewat karya itu adalah bagaimana tugas polisi yang seharusnya mengayomi rakyat, bukan malah membuat rakyatnya mati sia-sia.

“Harusnya melindungi, tapi rakyatnya malah banyak korban. Mangkannya muter-muter di bagian lengan police linenya itu. Ada dua bahan, satu pakai stiker yang satunya pakai strip gitar,” tandasnya.

Kini, busana yang dikerjakannya dalam waktu satu jam di lokasi lomba itu menghiasi butik miliknya. Namun, rencananya Mutiara bakal melelangnya atau memberikannya kepada Aremania.

“Dalam hati kecil saya memang ingin membuat 10 koleksi khusus untuk Aremania. Entah nanti bisa kita showing (peragakan) di Jakarta atau di mana. Intinya agar semua tahu duka yang dirasakan warga Malang,” paparnya.

“Apalagi sampai sekarang korban juga belum mendapat keadilan. Ini miris banget. Harapan saya polisi atau aparat dan petinggi lain bisa bersikap adil dan bisa memenuhi harapan warga Malang.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya