Masih Ada 3 Anak-anak Korban Kanjuruhan Disaster 2 di ICU RSUD dr. Saiful Anwar

- Advertisement -

Masih ada tiga anak-anak korban Kanjuruhan Disaster 2 di RSUD dr. Saiful Anwar Kota Malang. Mereka tengah dirawat intensif di ruang ICU dalam kondisi kritis.

Mereka merupakan korban tragedi yang terjadi usai laga Arema vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023 Pekan 11, Sabtu (1/10/2022) malam. Selain 132 korban jiwa, ada ratusan korban luka-luka yang dirawat di berbagai rumah sakit di Malang Raya.

Dokter Ratri Istiqomah, Sp. KJ menjelaskan, RSSA bukan cuma merawat pasien dewasa yang menjadi korban, melainkan juga korban yang masih anak-anak. Kriteria anak-anak di rumah sakit ini adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun.

“Pasien anak-anak berusia di bawah 15 tahun yang dirawat di sini ada empat orang, berusia 11 tahun ada tiga pasien, dan satu pasien lagi berusia 10 tahun. Sudah pulang satu orang, tersisa tiga pasien anak-anak,” kata dokter Ratri.

Penanganan Trauma Anak-anak Korban Kanjuruhan Disaster 2

Selain menyembuhkan luka-luka fisiknya, dokter Ratri juga tak mengesampingkan penanganan trauma psikis pada anak-anak korban Kanjuruhan Disaster 2 tersebut. Jika diperlukan pendampingan, pihak RSSA siap melakukan pendampingan.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa ini menyebut, untuk saat ini dari keempat anak-anak yang dirawat di RSSA itu tak semuanya diberikan pendampingan. Langkah pendampingan akan diberikan sesuai dengan instruksi dokter utama yang menangani pasien tersebut.

“Untuk satu orang pasien anak 10 tahun sudah dikonsultasikan ke psikiatri, dan psikolog. Kedokteran jiwa sudah mendampingi sejak awal. Untuk yang lain sesuai kebutuhannya, menunggu kondisinya membaik dulu. Kalau belum siap untuk (diajak berkomunikasi) ya belum ada pendampingan,” imbuhnya.

Pendampingan Juga Bisa Untuk Pasien Dewasa

Dokter Ratri menambahkan, pendampingan secara psikologis bukan cuma untuk pasien anak-anak, melainkan pasien dewasa juga. Sebab, kondisi kejiwaan mayoritas korban Kanjuruhan Disaster 2 mengalami trauma.

“Kalau untuk pasien yang rawat inap di RSSA akan dikunjungi dokter secara rutin. Kalau yang pasien rawat jalan, bisa kontrol ke Poli Jiwa. Untuk penanganan kondisi psikologis pasien dan keluarga pasien, kami bekerja sama dengan berbagai pihak,” sambungnya.

“Kebanyakan kondisi mereka secara mental, merasa stres, kaget, masih terbayang-bayang. Ada yang tidak sampai perlu diberikan obat, ada pula yang kondisinya dipertimbangkan untuk diberikan obat.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya