Awalnya Menolak, Arema Setuju Liga 1 2021 Tanpa Degradasi

- Advertisement -

Awalnya manajemen Arema sempat menolak wacana Liga 1 2021 tanpa degradasi. Namun, belakangan dengan segala pertimbangan, General Manager Arema, Ruddy Widodo memastikan pihaknya setuju dengan wacana tersebut.

Wacana itu sebenarnya muncul sejak Liga 1 2020 hendak dilanjutkan kembali akhir tahun lalu. Regulasi ini merujuk pada liga luar, seperti J-League alias Liga Jepang yang juga menerapkannya.

Semula, Arema tetap kekeuh dengan sikapnya mendukung kompetisi tetap dengan degradasi agar tak mengurangi semangat bertanding 18 klub peserta. Namun, setelah mengikuti perkembangan terbaru dari sikap klub-klub lain, ternyata mayoritas banyak yang ingin wacana itu diberlakukan.

“Impact dari pandemi covid-19 ini kan menyerang segala lini, termasuk sepak bola. Arema awalnya termasuk yang kurang sependapat dengan aturan tanpa degradasi. Setelah kami pikir-pikir, ada benarnya juga. Ibaranya kita setahun tertidur, lalu bangun-bangun harus merasakan tekanan beban berkompetisi. Karena banyak untungnya, maka kami setuju saja,” kata Ruddy.

Liga 1 2021 Tanpa Degradasi, Investasi Klub Berkurang

Ruddy Widodo menjelaskan, efek nyata jika aturan degradasi tidak diterapkan untuk Liga 1 2021 adalah berkurangnya investasi klub. Investasi klub itu berkurang gara-gara persaingan untuk tidak berada di posisi zona merah sengaja dihilangkan.

Semua tahu, kompetisi musim ini bakal digelar tanpa penonton yang membuat klub kehilangan pemasukan dari ticketing, dan cuma mengandalkan pemasukan dana sponsorship dan merchandise. Selain itu, nilai subsidi PT Liga Indonesia Baru yang biasa jadi income tambahan juga belum jelas.

“Jalan satu-satunya yang masuk akal adalah dengan mengecilkan target. Artinya, kalau tanpa degradasi sepertinya beban klub agak berkurang. Dengan target yang minimalis, investasi klub pun bisa berkurang,” imbuh manajer asal Madiun itu.

Berharap Sukses Mereduksi Budget Semusim

Ruddy Widodo menambahkan, peniadaan aturan degradasi di Liga 1 2021 nanti bisa berdampak pada nilai budget klub. Harus diakui, pengeluaran untuk menggaji pelatih dan pemain mendominasi total budget Arema dalam semusim.

“Misal aturan tanpa degradasi tidak ada, budget semusim kami masih tinggi, karena ada banyak pemain Timnas. Karenanya, jika itu diberlakukan, maka bisa mengurangi nilai investasi. Misalnya mencari pemain asing yang kontraknya wajar-wajar saja. Jelas itu mereduksi budget semusim,” pungkasnya.

 

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya