5 Faktor Penyebab Sepinya Aremania Dalam Laga Kandang Arema Musim Ini

- Advertisement -

Cukup miris melihat banyaknya tribune stadion yang kosong saat Arema melakoni laga kandangnya di Liga 1 2023-2024. Setidaknya ada lima faktor penyebab sepinya Aremania dalam laga kandang Arema musim ini.

Dengan berbagai pertimbangan, managemen Arema memutuskan menggelar laga kandang di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Keputusan ini tak lepas belum standarnya fasilitas Stadion Gajayana, Kota Malang yang ingin dijadikan homebase.

Mau tak mau, pasca Tragedi Kanjuruhan, Arema harus mencari alternatif lain sebagai venue laga home musim ini. Sayangnya, Stadion Gajayana yang paling memungkinkan dipakai butuh direnovasi.

Stadion Gajayana butuh penambahan kursi single seat, peningkatan daya penerangan, perombakan rumput, dan drainase. Hingga Liga 1 2023-2024 bergulir, lobi-lobi mengenai pengerjaan renovasi stadion milik Pemerintah Kota Malang itu masih berlangsung alot.

Kenyataan itu diakui atau tidak, turut memengaruhi jumlah Aremania yang hadir dalam laga kandang Arema sejauh ini. Tercatat, dari tiga laga kandang sejauh ini, Panpel Arema hanya berhasil menjual total 680 lembat tiket saja.

Inilah 5 Faktor Penyebab Sepinya Aremania Dalam Laga Kandang Arema Musim Ini

1. Homebase Arema di Luar Malang

Keputusan managemen Arema terpaksa memindahkan homebase musim ini ke luar Malang menjadi salah satu faktor penting pemicu sepinya laga kandang Arema. Sebab, butuh usaha ekstra bagi Aremania di Jawa untuk mencapai Bali.

Ketika homebase Arema dipindah ke Bali, sebenarnya ada secercah rasa optimistis di wajah managemen klub. Pasalnya, Pulau Dewata merupakan salah satu daerah dengan jumlah Aremania yang cukup besar.

Pada laga kandang pertama musim ini, saat Arema menjamu Persib Bandung, Arema Dewata sempat menyatakan komitmennya. Mereka tetap memberikan dukungannya kepada Arema yang berkandang sementara di Tanah Dewata.

2. Tiket Online

Mulai musim ini, Arema kembali menerapkan penjualan tiket secara online sepenuhnya. Artinya, tiket laga kandang Arema hanya bisa diakses melalui pemesanan daring, tak bisa beli lewat korwil, loket stadion, apalagi calo.

Bahkan, pada laga kandang kedua melawan Bali United, Panpel Arema mulai menerapkan aplikasi khusus melalui AremaXcess.com. Dengan berbagai fitur dan keuntungan yang ditawarkan, aplikasi ini menggiring Aremania untuk membeli tiket secara online 100 persen.

Dengan alasan keamanan, Panpel Arema membuat siapa pun yang hendak membeli tiket Arema secara online ini menjadi lebih ribet. Sebab, mereka wajib tak hanya menyertakan foto kartu identitas, tapi juga foto diri bersama kartu tersebut.

3. Harga Tiket Naik

Naiknya harga tiket laga kandang Arema ini juga sempat jadi bahan pembicaraan di kalangan Aremania. Harga tiket ekonomi yang tadinya maksimal hanya Rp50 ribu, sekarang naik menjadi Rp150 ribu, dengan iming-iming gratis air mineral, snack, dan asuransi.

Selain tiket ekonomi, Panpel Arema juga menjual tiket VIP dengan harga Rp350 ribu. Kalau berdalih fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan Stadion Kapten I Wayan Dipta, rasanya pantas saja.

Namun, coba lihat harga tiket laga kandang Bali United, yang musim ini memakai stadion yang sama dengan Arema. Memang, harga tiket VIP-nya sama, tapi harga tiket ekonomi si pemilik stadion itu sendiri cuma Rp80 ribu.

4. Prestasi Tim

Bicara penuhnya tribune stadion memang tak bisa dilepaskan dari prestasi tim. Makin bagus prestasi tim, maka dengan sendirinya suporter berbondong-bondong datang ke stadion untuk memberikan dukungan secara langsung.

Berkaca pada klasemen sementara hingga Pekan 6 ini saja, rasanya kata prestasi masih sangat jauh dari Arema. Meski dalam tim terdapat enam sosok pemain asing, yang kuotanya musim ini segaja ditambah PSSI dengan tujuan industri, nyatanya tak cukup menjadi daya tarik.

Hanya saja, melihat jauh ke belakang, di mana Arema pernah sangat terpuruk di Liga Indonesia 2003 yang berujung degradasi di akhir musim, tribune stadion kosong itu hanyalah mitos. Saat itu, malah banyak Aremania yang datang untuk memberikan dukungannya.

5. Sentimentil Tragedi Kanjuruhan

Pasca Tragedi Kanjuruhan, tak bisa dipungkiri jika Aremania, yang dulunya sudah terbelah gara-gara dualisme, kini kembali terkotak-kotakkan. Fakta sentimentil ini sedikit banyak tentu berpengaruh terhadap sepinya stadion dalam laga kandang Arema.

Ada Aremania yang masih setia memberikan dukungan dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Ada pula yang memilih gantung syal untuk terus tanpa lelah memperjuangkan usut tuntas tragedi kemanusiaan tersebut.

Tak sedikit pula yang memutuskan mengambil sikap tetap memberikan dukungan tanpa melupakan doa yang dipanjatkan untuk mereka yang sudah menjadi korban Tragedi Kanjuruhan. Lantas, mana sikap yang paling benar, tentu dikembalikan kepada pribadi masing-masing.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya