Arema Dikritik Aremania Soal Usut Tuntas Kasus Kanjuruhan Disaster 2, Gilang Pramana Bersuara

- Advertisement -

Arema dikritik Aremania lantaran terkesan diam di saat para pendukungnya meneriakkan usut tuntas kasus Kanjuruhan Disaster 2. Presiden Klub Arema, Gilang Pramana pun akhirnya bersuara.

Sebelumnya, Arema dianggap tak mau ikut andil dalam gerakan usut tuntas menuntut keadilan bagi 135 nyawa yang melayang dan ratusan lainnya yang luka-luka. Sebab, tak ada statemen resmi dari petinggi klub, bahkan lewat postingan akun media sosial mereka sekalipun.

Gilang pun bereaksi soal kritikan para pendukung Arema tersebut. Melalui akum Instagramnya, Gilang mencoba meyakinkan Aremania bahwa pihaknya berdiri di antara Aremania yang menuntut kasus ini diusut tuntas.

“Terkait tragedi Kanjuruhan, sikap kami jelas, kami berduka dan kami siap koperatif terkait segala proses yang sedang dilakukan,” kata Gilang.

“Kami juga menginginkan tragedi ini adalah yang terakhir di sepakbola Indonesia dan menjadi bahan intropeksi seluruh stakeholder sepakbola nasional, baik federasi, klub maupun suporter demi perbaikan pesepakbolaan Indonesia.

Gilang pun memastikan manajemen Arema bersama Aremania terkait tuntutan untuk mengusut secara tuntas kasus Kanjuruhan Disaster 2 ini. Sebab, pihaknya turut berharap tragedi serupa tak akan pernah terulang kembali.

“Kami berdiri untuk pemain dan suporter, sehingga kami berharap tragedi Kanjuruhan ini bisa diusut secara tuntas oleh semua pemangku kebijakan. Tidak ada sepakbola yang melebihi nyawa,” imbuhnya.

Gilang Pramana Beber Alasan Arema Sempat Bungkam Soal Usut Tuntas Kasus Kanjuruhan Disaster 2

Gilang Pramana beberkan alasan mengapa Arema sempat terkesan bungkam soal sikap mendukung atau tidaknya usut tuntas kasus Kanjuruhan Disaster 2 ini. Menurutnya, ada hal yang ingin mereka selesaikan terlebih dahulu.

Pria yang dikenal dengan sebutan Juragan 99 itu mengakui Arema lebih mengutamakan penanganan korban sebagai langkah prioritas. Selain membuka ciris center di Kandang Singa, sebutan untuk kantor Arema, manajemen, pelatih dan pemain turut serta dalam takziah ke rumah para korban meninggal.

Santunan pun diberikan pihaknya, baik untuk korban meninggal maupun yang luka-luka. Setelah itu, Arema fokus program trauma healing untuk pelatih dan penggawa Singo Edan melalui bantuan psikolog dari Universitas Indonesia.

“Kami tidak tinggal diam. Setelah menyelesaikan bantuan bagi seluruh korban baik yang meninggal, luka berat dan luka ringan, bahkan juga memberikan beasiswa bagi korban yatim piatu. Crisis center masih kami buka di Kandang Singa untuk Aremania yang menbutuhkan bantuan,” ujarnya.

“Selanjutnya kami membantu proses recovery fisik dan mental bagi para pemain dan official yang sangat terpukul efek tragedi kanjuruhan. Tidak ada satu pun pemain yang tidak terpukul atas kejadian ini, tetapi kami harus bangkit dan pulih.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya